"Mas... Urusan kita belum selesai, mas! Sampai kapan mas mau lari?" lirih Jennie kala melihat Hanbin memunggungi dirinya.
"Gak ada yang perlu kita bahas, Jen. Seharusnya bahkan permasalahan ini gak pernah ada! Coba kamu pikirkan tentang anak-anak, sayang." ucap Hanbin dengan raut lelah.
"Tapi mas-"
"-Jen... Aku lelah. Aku tidur dulu ya." potong Hanbin.
Malam itu, Jennie mengurungkan niatnya untuk memberi tahu Hanbin tentang alasan sebenarnya mengenai keinginan nya pergi ke New York.
Sebenarnya bukan mengenai mimpi, tapi...
.
.
."Yeon..." lirih Jihoon di depan mantan kekasih yang ia sayangi itu.
Setelah berlibur dengan sang keluarga, Jihoon memutuskan untuk bolos kuliah selama 3 hari. Hanbin pun tidak mempermasalahkannya karena ternyata jatah absen Jihoon masih banyak.
Selama 3 hari rehat di rumah, Jihoon juga mengurangi memegang ponselnya. Pemuda itu memutuskan untuk benar-benar rehat karena dirinya masih terlalu lelah menghadapi segala hal di sekitarnya.
Kuliah, masa depan, keluarganya, bahkan percintaannya. Jihoon lelah.
Siapa sangka 3 hari absen membuat Jihoon ketinggalan sebuah berita penting terkait orang disekitarnya.
Yeon Calista— kakak dari gebetan adiknya. Sahabat terbaiknya. Mantan tercintanya. Dirawat di rumah sakit karena kecelakaan.
Kecelakaan mobil. Lebih tepatnya tertabrak ketika hendak menyeberang.
Sudah 1 Minggu gadis ini dinyatakan koma dan tak kunjung bangun dari tidurnya.
"... Sayang... Bangun..." bisik Jihoon dengan air mata mengalir di wajahnya.
"Yeon..."
"... masih banyak yang belum selesai diantara kita, Yeon..."
"...kamu harus bangun..."
"...aku masih sayang sama kamu... Aku butuh kamu bahkan setidaknya sebagai sahabat aku, Yeon..." tangis Jihoon.
Hening pun menerpa. Hanya ada suara alat pendeteksi detak jantung yang berdentang di ruangan itu.
Hari ini, Jihoon meminta kepada orangtua Chaeyeon untuk bergantian dengannya saat merawat gadis itu.
Kebetulan sore itu Jihoon sudah tidak ada kegiatan kampus. Jihoon juga sudah meminta izin pada Hanbin dan bahkan Hanbin pun malah sempat ikut berkunjung tadi.
"Yeon... Ayok kita jangan lari lagi..." ucap Jihoon.
Pemuda itu langsung mengarahkan tangannya untuk mengusap surai Chaeyeon yang masih terbaring lemah diatas bangsal yang ada.
"Kita selesaikan apa yang harus kita selesaikan, Yeon... S-supaya, kalau kamu mau pergi dari hidup aku, aku bisa ikhlas, Yeon..."
Ucapan terakhir Jihoon sukses membuat dirinya sendiri pecah dan larut dalam tangisan.
Pilu. Hatinya begitu sakit. Jihoon tak pernah merasa sesakit ini setelah bertemu Chaeyeon. Dulu, pertama kalinya Jihoon merasakan sakit ketika ibunya melangkah pergi meninggalkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴇʀᴛᴀᴜᴛ | 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 ✓
Fanfiction-𝐭𝐫𝐞𝐚𝐬𝐮𝐫𝐞 𝐟𝐭. 𝐉𝐞𝐧𝐧𝐢𝐞, 𝐡𝐚𝐧𝐛𝐢𝐧 𝘞𝘩𝘦𝘯 𝘕𝘢𝘥𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘪𝘥... 𝘉𝘶𝘯, 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘣𝘢𝘫𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 " kisah tentang treasure yang bertumbuh tanpa sosok ibu " 𝘚𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘬𝘶 𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘵�...