"Ren... Kalo gue suatu hari pergi, gue titip keluarga gue ke lo ya! Tolong juga bantuin Hanbin supaya bisa cari kebahagiaan lain kalau bisa sama yang lain." pinta Jennie.
"Heh! Kayak mau kemana aja lo! Ada apa sih, berantem?"
Jennie pun terkekeh kecil sembari melihat langit di depan rumahnya. Saat itu, Irene sedang mampir ke kediaman mereka dalam rangka temu kangen dengan Jennie.
Jennie sendiri sangat senang atas kehadiran Irene, karena dirinya sedikit jenuh tinggal dirumah saja. Untungnya ada malaikat-malaikat kecilnya, makanya dia tidak begitu merasa bosan.
"Bukan, ren. Tuhan punya rencana lain untuk hidup gue." ucap Jennie.
Irene tidak pernah menyangka percakapan hari itu menjadi percakapan terakhir di antara keduanya karena 1 Minggu setelahnya, Jennie menghilang.
.
.
."Sekian Rapat hari ini. Terimakasih atas segala perhatian dan waktunya." tutup Hanbin selaku yang memimpin rapat.
Semuanya pun mulai membubarkan dirinya dari ruangan tersebut. Hanbin yang memang sudah muak dengan materi pekerjaannya itu langsung buru-buru keluar juga karena butuh istirahat.
Saat dirinya melangkah keluar, tiba-tiba anak buahnya memanggil nya.
"Selamat siang bapak Hanbin. Maaf saya mengganggu bapak Hanbin, tapi itu— ada yang mencari bapak Hanbin di depan. Kalau tidak salah namanya bapak Suho dan istrinya." ucap orang itu.
Hanbin yang mendengar nama sahabat yang tak asing buatnya itu langsung menghampiri mereka dengan antusias.
"Hei, Suho! Irene!"
"Hai! Hanbin! Hahaha... Aduh, CEO sibuk satu ini... Sibuk gak lo?" ucap Suho kala Hanbin menghampiri mereka.
Pria paruh baya itu pun menggelengkan kepalanya.
"Lagi istirahat kok, mau makan siang bareng gak?"
"Nah, justru kita mau ngajakin lo makan siang bareng! Yuk kita ke restoran sebrang jalan!"
Ketiganya pun pergi menuju restoran yang mereka tuju. Setelah sampai dan memesan makanan, Irene yang sedari tadi hanya diam saja akhirnya mengangkat suara.
"Bin... To-the-point aja nih ya gua. Mau gak lo gue jodohin, Bin?"
Hanbin yang mendapat pertanyaan seperti itu langsung tersentak. Jujur dirinya tidak pernah berpikir sampai sejauh itu.
"Hah? Seriusan lo mau jodohin duda kayak gua? Mana umur gue juga udah gak muda." balas Hanbin.
Suho pun menepuk bahu Hanbin. Pria paruh baya itu seolah memberikan keyakinan kepada temannya itu.
"Tenang aja! Wanita ini baik kok, dan dia juga gak jauh dari umur kita-kita. Lagian juga ya, Bin. Kesian atuh anak-anak lo udah lama gak ngerasain sosok ibu. Coba aja dulu, gimana?" bujuk Suho.
Hanbin yang ragu hany bisa terdiam. Pria itu menimang-nimang apakah ia harus menerima tawaran itu apalagi alasan yang diberikan juga masuk akal.
Kelak juga Hanbin akan menua dan anak-anaknya tak mungkin terus merawatnya. Faktanya dia memang membutuhkan sosok istri untuk menemaninya saat ubanan nanti. Alasannya karena Hanbin tak suka sendirian.
Tapi,
Bagaimana dengan Jennie?
"Udah... Lo gak usah pikirin Jennie! Gue hapal sahabat gue gimana dan gue yakin kalau suatu hari nanti dia balik dan lihat Lo dan anak-anak Lo udah bahagia sama yang baru, dia pasti ikhlas kok! Dia paham soalnya setiap konsekuensi dari segala perbuatan dia." ucap Irene.
Hanbin pun tertegun. Lama ditinggal Jennie membuat Hanbin sudah sedikit lupa dengan kebiasaan dari sosok Jennie.
"Lagian ya, Bin..."
Irene pun mengambil jedanya lalu tersenyum sendu.
"Sebelum dia pergi, dia minta gue cariin lo yang baru, Bin. Seolah emang dia bakal pergi jauh dan gak bakal balik. Jadi... Move on dan jalani hidup baru lo, Bin." final Irene.
Hanbin pun tidak menyangka tawaran sahabatnya waktu itu akan ia terima juga. Maka, disitulah Hanbin sekarang.
Disebuah restoran fancy, menunggu wanita yang dijodohkan dengannya untuk bertemu.
"Haduh... Awas aja kalo pasutri itu bohong dan ternyata ini cewek gatau kalo gue duda! Gue musuhin mereka!" gumam Hanbin yang sedang panik.
Sebenarnya sudah sangat lama bagi Hanbin untuk berkencan seperti ini. Setelah ditinggal Jennie, Hanbin tidak pernah mau membuka hati dan diam-diam sengaja menunggu Jennie kembali.
"Apa keputusan gue ini benar?" gumam Hanbin lirih, kala ia mengingat Jennie.
Lagi asik dalam lamunan masa lalunya, tiba-tiba Hanbin mendengar bangku didepannya ditarik.
Saat Hanbin mendongak, betapa terkejutnya ia mendapati siapa yang menjadi wanita kencannya.
"Loh... Hanbin Suryana?"
"E-eh... Dahyun Gisella?!"
• Dahyun Twice as Dahyun Gisella •
Move on dari 2021 mungkin agak mudah, tapi kalo dari mami Jennie ya gak mudah
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴇʀᴛᴀᴜᴛ | 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 ✓
Fanfiction-𝐭𝐫𝐞𝐚𝐬𝐮𝐫𝐞 𝐟𝐭. 𝐉𝐞𝐧𝐧𝐢𝐞, 𝐡𝐚𝐧𝐛𝐢𝐧 𝘞𝘩𝘦𝘯 𝘕𝘢𝘥𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘪𝘥... 𝘉𝘶𝘯, 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘣𝘢𝘫𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 " kisah tentang treasure yang bertumbuh tanpa sosok ibu " 𝘚𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘬𝘶 𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘵�...