kisah klasik 5 tahun lalu

277 28 0
                                    

Kemarin malam rombongan dari keluarga Suryana dan teman-teman yang libur tiba di tujuan. Dengan bantuan papi Hanbin, teman-teman perempuan anaknya pulang dengan selamat karena dipesankan taxi. Kalau yang pria, ada yang balik mandiri dengan motor ada juga yang dipesankan taxi juga.

Pagi ini tidak seperti pagi-pagi biasanya. Rata-rata anggota keluarga Suryana masih tidur karena kelelahan kemarin. Hanya papi Hanbin, Yedam yang memang pulang duluan, Yoshi yang akan membuatkan sarapan, Asahi yang ada kelas dan Hyunsuk yang kebangun aja karena biasa bangun pagi.

Hanya menunggu sekitar 15 menit-an, Yoshi pun sudah menghidangkan pancake buatannya di meja makan bagi keluarganya yang sudah bangun.

Kini mereka ber-5 mengambil posisi masing-masing di meja makan. Tak lupa mereka berdoa terlebih dahulu agar makanan tersebut terberkati. Setelahnya barulah mereka melahap santapan tersebut.

"Ash, kamu kuliah sampai jam berapa?" tanya papi, memecah keheningan.

Asahi tampak membuka jadwalnya di ponsel pintarnya.

"Aku ada kelas jam 9, 11 sama jam 1 sih... Seharusnya jam 2-3 an udah kelar, kecuali kalau Winter ajakin kerja kelompok lagi mungkin aku bisa pulang lebih sore lagi, Pi." jawab Asahi.

Hanbin pun mengangguk.

"Kalau yang lain pada ada kelas gak, kak?" tanya Hanbin pada Yoshi.

Iya, dirumah ini Yoshi lah yang paling tau soal jadwal saudara-saudaranya karena ia yang paling rutin bertanya mengenai jadwal mereka. Hal itu juga yang membuat saudaranya lebih sering memberi tahu jadwal mereka tanpa perlu Yoshi tanya ke dirinya karena mereka sudah biasa ditanya.

Yoshi pun mengangguk.

"Rata-rata yang kuliah ada kelas, kalo adek-adek masih libur. Cuma kelasnya ada yang siang, ada yang sore. Si Jaehyuk sih yang sore." balas Yoshi.

Hanbin kembali mengangguk paham.

"Papi hari ini rencananya pulang lebih awal sih karena capek. Maksud papi kalo kalian masih capek dan masih punya jatah absen, papi izinin bolos kok." ucap Hanbin.

Mendengar penuturan itu, Jihoon yang baru saja keluar dari kamarnya langsung berseru senang.

"Yes! Kalo gitu aku absen deh, Pi... Aku baru inget aku kelas pagi tapi kalo aku siap-siap sekarang nanti gak keburu, mending bolos!" ucapnya.

Hanbin mengangguk menyetujui ucapan putranya. Toh, pikirnya gak masalah lah sekali-kali anaknya bolos.

"Selamat pagi..." sapa seorang gadis dari arah kamar tamu.

Sudah bisa ditebakkan siapa gadis itu? Iya, Queen. Karena semalam semuanya terlalu lelah, jadinya Hanbin mengambil jalan cepat dengan membiarkan Queen tidur dirumahnya.

Tidak sendirian kok. Hanbin sangat sadar agak tak etis kalau gadis yang tak memiliki hubungan darah dengan keluarganya malah menginap dirumahnya sendirian.

Semalam Arin datang. Gadis itu ikut menginap untuk menemani Queen. Tentu saja karena di telpon oleh Hyunsuk. Untungnya kedua keluarga (keluarga Arin dan Hyunsuk) saling mengenal akrab, makanya mereka tak masalah kalau Arin menginap di sana.

"Loh, sendiri dek? Mbak Arin?" tanya Hyunsuk yang heran karena Queen keluar sendiri.

Gadis kecil yang masih mengusap matanya itu tampak berpikir sejenak. Sebenarnya nyawanya masih ngawang, belum berkumpul sepenuhnya. Makanya gadis itu butuh waktu untuk menjawab.

"Mbak Arin masih tidur kak! Soalnya semalem mbak Arin nemenin aku ngobrol sampai subuh. Hehe..." jawab Queen.

Hyunsuk pun tersenyum tipis. Terkadang Hyunsuk merasa bersalah dengan Arin. Kenapa merasa bersalah?

ʙᴇʀᴛᴀᴜᴛ | 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang