radio

196 20 0
                                    

"Mas?"

"Adek? Loh... Adek juga libur? Mas pikir cuma Yoshi sama Doyoung yang libur." ucap Hyunsuk kala melihat Junghwan turun dari kamarnya di lantai dua.

Junghwan yang memang baru bangun dari tidurnya pun masih linglung. Pemuda ini masih memerlukan waktu untuk loading atas sekitar yang ia lihat.

"Loh! Mas mau pergi? Kemana? Rapih banget." tanya Junghwan yang baru menyadari penampilan rapih sang kakak.

Tak kuasa menahan gemas, Hyunsuk akhirnya mencubit pipi gembul milik adiknya itu. Hal itu sukses membuat Junghwan memekik kesakitan.

"Aduh!! Mas!!"

"Hehehe... Sorry, abisnya ngegemesin sih! Seandainya kamu perempuan, pasti mas lebih gemes lagi!" ucap Hyunsuk, menggoda Junghwan.

"Yaelah! Kabur kali adek mas kalo perempuan. Apalagi ngeliat sodara-sodaranya gak ada yang bener!" balas Junghwan.

Hyunsuk pun tertawa mendengar penuturan sang adik, berbeda dengan Junghwan yang malah meninggalkan Hyunsuk menuju dapur.

"Hari ini kamu ada acara dek?"

"Hmm... Aku harus ke sekolah sih ngurusin ekskul."

"Libur begini masih harus ke sekolah?"

Junghwan yang sedang menuangkan susu di dalam cangkir kesayangannya itu hanya mengangguk saja sebagai respon pada mas-nya itu.

"Duh, ekskul apasih emangnya? Kamu itu loh kebanyakan ekskul sampe mas gak tau kamu ini jago apa aja."

Junghwan hanya menghela nafas saja merespon ucapan sang mas. Bukan sekali ini bagi Junghwan diceramahi oleh kakak-kakaknya karena kebanyakan ekskul. Jujur, Junghwan sudah capek dengernya.

"Ekskul radio, mas... Masalahnya hari liburnya bertepatan dengan ulang tahun radio sekolah kita. Mas sendiri juga tau kalo di sekolah aku tuh yang paling dibanggakan selain basket dan kawan-kawan ya ekskul Radio nya! Jarang loh ada ekskul Radio yang disiarin resmi barengan stasiun radio lainnya." ucap Junghwan yang direspon anggukan oleh Hyunsuk.

Memang sih, sekolah nya Doyoung dan Junghwan ini dikenal juga dengan ekskul radio nya. Ekskul radio mereka dianggap kreatif dan menyenangkan sehingga diberikan izin siaran bersama stasiun radio lainnya. Suatu pencapaian yang baik, bukan, bagi suatu sekolah.

"Mas mau kemana?" tanya Junghwan yang masih penasaran.

"Pergi sama mbak Arin. Katanya mau ngomong penting. Eh, nanti Queen juga di titip kesini loh! Kalo kamu belum pergi, ajak ngobrol atau main dulu bentar ya... Oke?" pinta Hyunsuk.

Junghwan pun mengangguk antusias. Semenjak dirinya bertemu Queen, Junghwan selalu senang karena merasa memiliki adik. Entah mengapa baginya Queen itu mirip maminya, makanya dia senang sama kehadiran Queen dirumah.

"Yah... Sayang banget datengnya pas aku ada urusan. Gak bisa main deh! Yaudah nanti aku ngobrol bentar deh sebelum pergi."

Mendengar ucapan sang adik membuat Hyunsuk tersenyum tipis. Entah mengapa hatinya selalu menghangat melihat sisi ke-abang-an Junghwan terhadap Queen. Hyunsuk mulai berpikir, bagaimana jikalau mami tak pernah pergi dan mereka memiliki satu adik lagi... Apakah mereka bisa lebih bahagia daripada sekarang?

Tok...tok...

"Permisi..."

Suara tersebut sontak membuat Hyunsuk dan Junghwan menoleh. Ternyata, ada Arin dan Queen yang baru sampai dirumah mereka.

"Eh, Rin! Masuk sini! Gue ambil barang gue dulu!" ucap Hyunsuk.

Sembari Hyunsuk pergi ke kamarnya, Arin dan Queen pun masuk ke rumah tersebut.

ʙᴇʀᴛᴀᴜᴛ | 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang