alunan ambisi

244 29 0
                                    

"mami!" pekik Yedam kecil terhadap sosok ibunda.

Sosok perempuan manis itu menoleh kearah Yedam kecil yang sedang berlari kearahnya. Dengan langkah yang terburu, anak itu terjatuh dengan tangan mendarat duluan.

Walau sang ibunda terkejut, tapi beliau tahu kalau anak nya itu akan bangkit dengan sendirinya.

Benar saja, tak lama setelah terjatuh, Yedam langsung bangkit dan mengusap tangan dan lututnya yang sakit, kemudian ia kembali berlari kearah ibunda.

Jennie terkekeh.

Sebagai ibu, untung saja Jennie sigap dalam menanggapi berbagai tingkah anaknya yang memang masih pada kecil.

"Ada apa sih, Yediee... Kok lari-larian begitu?" tanya Jennie lembut sembari membersihkan tangan dan kaki sang anak dengan tisu basah.

Untung saja rumah mereka memasang karpet khusus untuk anak baru bisa jalan, karena adik Yedam ada yang baru bisa jalan, jadinya daripada jatuh terluka, mending diantisipasi dengan memasang karpet tersebut.

Makanya walau terjatuh, tapi tangan dan lututnya Yedam kecil tidak luka, hanya memerah saja.

"Mami! Yedam suka musik! Yedam mau jadi penyanyi kayak yang di TV-TV kalau udah besar! Nanti Yedam janji buatin mami lagu!" celoteh Yedam kecil dengan antusiasnya.

Ibunda yang sedari tadi menyimak langsung tersenyum haru. Ia tak menyangka kalau anaknya ini sudah menemukan mimpi yang indah di umurnya yang ke-3,5 tahun.

Jennie pun membalasnya dengan anggukan antusias. Ia memberikan senyuman terbaik nya sembari menutupi matanya yang sudah hampir mengeluarkan air mata haru.

"Mami doain mimpi Yedam terwujud ya nak!" bisiknya.








.
.
.








"Dam!"

Teguran itu membuat Yedam tersadar dari lamunannya. Ah, Yedam lagi-lagi teringat masa lalu.

Tak kunjung menjawab, gadis di hadapan Yedam itu langsung mengusap surai lembut milik Yedam.

Yedam memejamkan matanya. Nyaman, itu yang Yedam rasakan. Setiap kali gadis dihadapannya ini memberikan afeksi, Yedam pasti akan terbuai.

"Enak banget sih, Er, usapannya..." gumam Yedam.

Gadis yang dipanggil 'Er' itu terkekeh. Dia. Kakak tingkat Yedam, walau seumuran dengan pemuda itu. Gadis itu faktanya sudah menyukai Yedam sejak hari pertama Yedam ospek.

Gadis itu kini memang sedang menemani Yedam yang masih berkutat di studio rental dekat kampus setelah tadi laki-laki itu dan band nya latihan.

Yedam memang lebih suka berdiam di studio ini dalam rangka mencari inspirasi untuk menulis lagu. Gadis itu juga senang menemani Yedam karena itu bentuk keseriusan nya dalam mengejar Yedam.

Oh ya, lupa bilang! Gadis ini sudah pernah menyatakan cintanya sebanyak 3x kepada Yedam yang berakhir selalu ditolak. Enggak juga sih... Yang terakhir gak ditolak, tapi disuruh tunggu. Kata laki-laki itu dia butuh waktu untuk masuk kedalam dunia percintaan.

ʙᴇʀᴛᴀᴜᴛ | 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang