sebuah fakta

268 31 2
                                    

"Nama mami kamu siapa?"

"Jennie. Ruby Jennie." jawab Queen.

Jawaban Queen tersebut sontak membuat Arin terkejut. Nama itu kan...

"Papi kamu?" tanya Arin.

"Queen gak ingat kak. Biasanya mami ceritain papi cuma dengan sebutan papi, begitu juga dengan saudara-saudara Queen. Queen gak pernah tau namanya."

Okay. Hal ini lebih membuat Arin curiga lagi.

"Queen pernah lihat wajah mereka?"

"Hmm... Pernahnya lihat foto keluarga Queen jaman Queen belum lahir. Tapi, udah usang gitu jadi gak begitu jelas. Queen cuma tau kalau waktu itu papi, mami dan saudara-saudara Queen masih muda dan kecil. Makanya, Queen gak tau kalau sekarang gimana mukanya. Queen sendiri gak begitu ingat bagaimana wajah mereka yang difoto." cerita Queen.

Arin pun mengangguk paham akan ucapan Queen.

"Kamu punya foto keluarga kamu?" tanya Arin, berhati-hati. Takut menyakiti perasaan gadis kecil ini.

Queen mengangguk. Gadis itu tiba-tiba pergi mengambil sebuah buku dan dikeluarkan nya satu foto usang dan kuning. Seperti foto keluarga lama yang sudah mulai rusak karena sering dilihat.

"Ini kak. Keluarga ku sebelum aku lahir. Satu-satunya foto yang aku punya."

"I-ini..."









.
.
.









Puk.

"Heh! Rin!" tegur Hyunsuk sembari menepuk pundak gadis itu.

"E-eh?"

Hyunsuk yang sedang menyetir mobilnya Arin, kini menatap gadis itu bingung.

"Kenapa lo? Kayak stress gitu..." tanya Hyunsuk, penasaran.

Gadis itu hanya membalas Hyunsuk dengan gelengan pelan, tanda ia baik-baik saja. Sebenarnya, Arin sedang galau, apakah ia harus memberi tahu sebuah fakta penting kepada tunangannya ini atau tidak.

Hyunsuk yang tidak ingin memaksa gadis itu bercerita pun akhirnya memilih menyetel radio siaran milik sekolahnya Junghwan. Ah, sudah lama baginya tidak mendengarkan siaran milik adiknya.

Radio 19.5 F.M. menemani~

Jingle dari radio milik sekolahnya Junghwan pun berbunyi. Tanda siaran itu akan segera dimulai.

"Eh? Ini radio sekolahnya Wawan ya?" tanya Arin yang tak sengaja teralihkan oleh bunyi jingle tersebut.

Hyunsuk pun mengangguk kan kepalanya dengan raut bahagia. Arin yang melihatnya menjadi ikut tersenyum.

"Eh, anyway mau kemana kita, Rin?" tanya Hyunsuk yang memang sedari tadi menyetir tanpa tau arah.

"Hmm... Keliling kota aja, suk. Gue rasa lebih baik kita ngobrol di mobil biar lebih private dibandingkan diluar sana." pinta Arin.

Hyunsuk tersenyum tipis mendengarnya. Entah mengapa dirinya merasa kalau gadis tunangannya ini tengah dalam mood yang gak stabil.

ʙᴇʀᴛᴀᴜᴛ | 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang