Kriett.
Mobil milik Ben pun berhenti. Setelah seharian menemani gadis kecil yang ia sayangi ini menuju sana-sini, pemuda itu akhirnya berhasil mengantarkan gadis itu pulang ke rumah Arin dengan selamat.
Buk!
"Kak Ben. Makasih banyak ya udah mau temenin adek!" ucap Queen, saat kaca mobil sudah diturunkan.
Ben pun tersenyum lebar. Melihat Queen itu seperti mengingatkan dirinya pada kampung halaman.
"Ya dek! Sama-sama! Habis ini langsung cuci muka, sikat gigi, berdoa terus tidur ya! Jangan begadang loh!" peringat Ben.
Queen langsung menganggukkan kepalanya lalu melambaikan tangannya membiarkan Ben pergi.
Setelah dirasa mobil Ben sudah menjauh, Queen masuk ke rumah yang ia tumpangi itu. Saat berbalik badan, didapatinya mbak Arin tersenyum manis menyambutnya pulang.
"Selamat datang Qny~ kayaknya asik banget jalan-jalannya sampe larut begini... Kemana aja sih?" sambut Arin sembari memeluk gadis kecil itu, sejenak.
"Ada deh! Oh iya! Mbak Arin, om sama Tante hari ini ada di rumah gak? Mas Gon juga ada?" tanya Queen.
"Kebetulan banget, mbak Yuju lagi pulang, jadi yang lain juga pada pulang nih mau ketemu. Emang kenapa dek?" tanya Arin.
Sembari jalan masuk, Queen tersenyum tipis menanggapi ucapan Arin.
"Pengen ngomong penting, boleh?" tanya Queen yang tentunya dibalas anggukan oleh Arin.
Selepas itu, keduanya duduk di ruang keluarga. Sebagai yang memiliki rumah itu, akhirnya Arin memutuskan untuk memanggil keluarganya.
5 menit berlalu, akhirnya semua anggota keluarga sudah berkumpul duduk disekitar Queen.
"Hai dek~ kamu yang namanya Queen ya? Salam kenal!" sapa Yuju yang memang baru pertama kali bertemu.
"Halo mbak Yuju! Aku Queen, salam kenal juga!" sapanya balik.
"Queen sayang... Ada apa, nak? Tumben mau ajak ngobrol malem-malem?" tanya Irene, lembut.
Setelahnya, Queen langsung mengeluarkan sebuah buku yang terlihat sudah lama sekali. Masih terawat walau ada beberapa bagian yang memudar. Gadis itu kemudian tersenyum kecil tat kala melihat buku yang merupakan diary sang ibunda itu.
"Tante Irene... Om Suho... Ini buku punya mami Jennie. Buku harian yang dulu sengaja mami tulis sebagai wadah mengungkapkan perasaan mami... Selain itu, mami juga banyak meninggalkan pesan buat semua orang yang ia sayangi. Ada buat eyang, buat papi, buat aku, buat kakak-kakak ku, dan buat om-tante! Dari buku ini juga aku belajar lebih banyak mengenai perasaan mami Jennie dan pada akhirnya aku memutuskan untuk menitipkan buku ini pada kalian." ucap Queen.
"Maksudnya, nak?"
Queen tersenyum tipis sembari memantapkan hatinya untuk menyampaikan tekatnya.
"Aku bakal pulang ke kampung halaman ku, om, Tante... Aku akan menyelesaikan sekolahku yang setelah mami pergi beberapa bulan lalu, aku tunda. Setelah aku lulus aku bakal balik ke rumah papi dan keluarga, dan selama itu juga aku bakal mempersiapkan diri untuk menjadi lebih baik." jawab Queen.
"Waktu kejadian hari itu, aku pikir aku udah siap, ternyata diriku juga masih belum siap menerima kenyataan siapa keluarga ku. Gak cuma papi dan kakak-kakak, tapi aku juga ternyata... Hahaha... Aku gak siap. Maka dari itu, aku titip buku ini untuk kalian baca, lalu setelahnya tolong berikan kepada papi dan minta beliau baca. Agar papi bisa 100 persen memulai hidup baru bersama keluarganya, termasuk aku disana... Aku berencana pergi kembali ke kampung halaman di Minggu depan. Rencananya aku bakal tinggal di rumah kak Ben, karena keluarga mereka sudah kenal aku, dan aku akan gunain sisa uang peninggalan mami untuk sekolah. Dalam waktu mempersiapkan diri, aku harap papi dan kakak-kakak sudah berdamai dengan masa lalu agar saat aku kembali, kami sudah siap menjadi keluarga yang baru. Yang utuh." jelas Queen, panjang lebar.
Suho dan Irene pun saling bertatapan. Rasa khawatir cukup menyelimuti hati keduanya.
"Berapa lama Queen kamu disana?" tanya Suho, memastikan.
"Kurang lebih 1 tahun om! Aku harus re-take kelas 9 karena aku cuti terlalu lama. Setelah itu, aku bakal daftar di SMA nya kak Jeongwoo dan Haruto, karena aku udah janji sama kak Yoshi."
"Keluarga adek sudah tau?" kali ini yang bertanya Gon.
"Belum... Rencananya adek akan langsung pamitan di hari adek berangkat, karena kalau gak begitu pasti ada banyak hambatan. Adek kesini juga cuma untuk menyelesaikan permintaan mami, dan sekarang sudah selesai. tapi, mas Yoshi tau dan dia mendukung. Aku juga akan dalam pengawasan kak Ben kok." jawab Queen.
Dengan helaan nafas yang keluar, Suho dan Irene pun mengangguk tanda memberikan restu pada keputusan Queen yang tampak cukup matang itu.
"Dek! Simpan aja ya uang mami kamu! Tabung buat hal penting lain! Nanti biaya sekolah kamu mbak yang bayarin! Kamu kan adeknya mbak juga!" ucap Yuju dengan senyumannya.
Tak terasa air mata pun mengalir di pipi Queen. Gadis itu merasa sangat dicintai di kota ini.
"Terimakasih mbak..." lirih Queen.
Dengan kehangatan yang menjalar, semuanya pun akhirnya memeluk tubuh kecil Queen, memberikan kekuatan.
Di sela-sela itu...
"Oh iya! Mbak Arin... Titip buat mas Hyunsuk ya... Ini lembaran punya mami yang isinya terkait sama mas!" titip Queen.
Gadis itu segera menerima lembaran itu lalu tersenyum manis.
"Mbak sampaikan! Semangat ya adek yang mbak sayang... Semoga kedepannya kamu lebih bahagia lagi!" ucap Arin.
• BX CIX as mas Gon •
• Yuju GFRIEND (soloist) as mbak Yuju •
1 last chapter guys
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴇʀᴛᴀᴜᴛ | 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 ✓
Fanfiction-𝐭𝐫𝐞𝐚𝐬𝐮𝐫𝐞 𝐟𝐭. 𝐉𝐞𝐧𝐧𝐢𝐞, 𝐡𝐚𝐧𝐛𝐢𝐧 𝘞𝘩𝘦𝘯 𝘕𝘢𝘥𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘪𝘥... 𝘉𝘶𝘯, 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘣𝘢𝘫𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 " kisah tentang treasure yang bertumbuh tanpa sosok ibu " 𝘚𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘬𝘶 𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘵�...