"Ada berbagai macam cara tetapi dengan cara yang unik ini, semesta mempertemukan kita."
~~~
"Ini udah, semua udah, tingal pulang deh" ucapnya saat mengecek kembali isi kantong belanjaan.
Merasa semua nya telah dia beli. Dirinya keluar dari minimarket untuk pulang.
Drtt... Drtt... Drtt...
Tepat saat keluar dari minimarket ponselnya berbunyi. Ternyata yang menelepon itu adalah adik nya. Dengan cepat dia jawab panggilan itu.
"Iya Dek"
"Kak lama banget beli gitu aja, cepetan pulang"
"Iya ini udah mau pulang kok"
"Titipan aku ada kan?"
"Iya, ad--" ucapannya terpotong saat melihat sorang perempuan yang tidak jauh dari minimarket.
Perempuan itu seperti ketakutan karena diganggu oleh satu orang laki-laki yang umur nya cukup dewasa. Laki-laki itu penampilan nya seperti preman.
"Kak?"
Tut... Tut... Tut... Panggilan telpon itu dimatikan secara sepihak.
Dia berniat ingin membantu perempuan itu. Lalu dengan cepat dirinya berlari menghampiri perempuan yang sedang di ganggu tadi.
"Jangan ganggu dia!" tegasnya dan berdiri tepat didepan perempuan itu berniat untuk melindungi.
"Jangan ikut campur! bocah kayak lo mau sok jadi jagoan?!" sahut preman itu.
"Ka-kalo berani ganggu di-dia, lewatin dulu saya!"
"Yah, gagap gitu sok mau jadi pahlawan haha..."
Jujur dirinya sangat takut terhadap preman itu. Dia menelan salivanya dengan susah payah. Dalam posisi tangan terkepal sambil bergetar, dirinya memasang ancang-ancang seperti siap untuk menghadapi preman itu.
"Dasar bocah!"
Preman itu bersiul dan tidak lama kemudian datang lah satu orang laki-laki lagi yang tubuh nya lebih besar."Kenapa bro?" tanya teman preman itu.
"Ini ada bocah sok jagoan"
"Anak kayak gini nih yang mau kita habisin? gampang lah sekali tonjok juga nangis. Tunggu apa lagi, hajar!"
"Eh... Bang santuy dong jangan keroyokan" cegat nya dan kedua preman itu seketika berhenti untuk menyerang.
Sekarang ini, dia bukan hanya takut saja melainkan tidak sanggup jika harus melawan dua orang yang badan nya lebih besar dari padanya.
"Kenapa?! takut?! hahah..."
Kedua preman itu menertawakan dirinya. Malu sekali rasanya apa lagi yang dia lindungi adalah perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Senja [Hiatus]
Ficção AdolescenteTuhan apa benar dia senja yang kau kirimkan untukku jika itu benar buat dia menetap jangan hanya sekedar singgah, aku benar-benar ingin dia selalu disampingku.