Part 29

313 67 7
                                    

"Ada dinding teramat tinggi yang memisahkan kita."

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Tiba lah dua orang ini di depan Musala yang tidak jauh dari tempat yang baru saja dinamai Zee tadi sebagai Aksara Senja.

Adzan telah selesai berkumandang saatnya para umatnya merapat untuk melaksanakan ibadah.

"Ini Musala yang sering aku datengin."

Fiony masih diam tanpa berkomentar.

"Tempat wudhu perempuan sebelah sana." tunjuknya. "Kamu ikutin aja ibu-ibu itu biar barengan."

"Udah yuk, ambil wudhu?"

Saat Zee melangkahkan kakinya tapi ia sadar dan melihat Fiony masih berdiam diri didepan Musala.

"Kenapa?" tanya Zee.

"Ehm..."

"Kamu gak bawa mukena? Tenang aja, disini ada kok dan aku pastiin itu selalu bersih."

"Tapi Zee... Aku gak bisa."

"Gak bisa?" Zee terdiam sejenak dan sadar akan satu hal.

"Astaga, kamu haid ya? Maafin aku gak tau." sambungnya.

"Bukan itu Zee..."

"Terus kenapa?"

"Aku Nonis Zee." jawabnya lirih lalu menunduk.

Sedikit terkejut Zee mendengarnya, tapi mau gimana lagi. Kita tidak bisa memaksakan perbedaan itu.

"Aku kirain kamu..."

"Maaf ya, aku tunggu disini aja."

"Kamu gak perlu minta maaf, aku yang salah kenapa gak tanya dulu."

"Gakpapa kok Zee. Yaudah kamu sholat aja dulu, entar keburu mulai."

"Iya, aku tinggal bentar ya."

Fiony mengangguk. Zee meninggalkan nya berjalan untuk mengambil wudhu.

Disaat mengambil wudhu, Zee masih terus kepikiran tentang hal tadi. Sampai ia kena tegur oleh bapak-bapak karena tidak menutup kembali keran air.

"Ayo segera ambil wudhu dek, nanti keburu mulai Sholat nya." Fiony menoleh pada Ibu-ibu yang sedang melepaskan sendalnya.

Fiony tidak menjawabnya melainkan mengeluarkan kalung salib yang berada di lehernya, ibu-ibu itu lalu mengangguk.

Aksara Senja [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang