Part 18

406 65 3
                                    

"Sudah kewajiban Kakak buat lindungi Adiknya sendiri."

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Di jam istirahat nya Zee dan dua sahabatnya tengah asik bercanda gurau di taman belakang sekolah sembari menikmati makanan ringan yang mereka beli di kantin tadi.

"Kak Zee..." panggilan itu tak asing ditelinganya.

"Kenapa Sha?" tanya Zee mengernyitkan dahinya, sebab teman adiknya itu datang dengan napas yang ngos-ngosan.

"Itu Kak..." napasnya yang masih ngos-ngosan sulit buat dirinya bicara.

Eve yang peka pun memberikan air mineral untuk Marsha minum. "Pelan-pelan aja minum nya." ucapnya sembari mengelus pelan punggung belakang adik kelasnya itu.

Setelah napasnya kembali normal Marsha mulai menceritakan apa penyebabnya datang dengan tergesa menghampiri Zee.

"Sekarang Christy dimana?" tanya Zee yang terlihat dari raut wajah nya sangat khawatir.

"Ada di kelas Kak."

Zee mengangguk "Ayo temenin Kak Zee." lalu dengan cepat ia beranjak dari tempatnya untuk menyusul keberadaan adiknya. Aldo dan Eve tidak hanya diam, mereka juga ikut dengan Zee dan Marsha.

***

"Dek..." semua mata tertuju pada Zee yang berlari masuk kelas lalu langsung memeluk erat adiknya yang tertunduk menangis.

"Kenapa? Orang itu yang ganggu kamu?" Zee berusaha membenarkan posisi Christy agar bisa menghadapnya.

Hanya anggukan kecil yang Christy berikan.

"Diapain? Coba bilang sama Kak Zee."

Christy mengulurkan genggaman tangan nya pada Zee. Tangan yang sedari tadi menggenggam erat sesuatu itu pun akhirnya terbuka. Terlihat sebuah kalung yang sudah putus berada digenggaman adiknya. 

Zee mengangguk dan perlahan mengusap air mata Christy. "Udah ya, jangan nangis nanti Kak Zee bawa kalung nya ketempat perbaikan. Masa Adek Kakak yang super lucu ini nangis sih, senyum dong." bujuk Zee dengan penuh perhatian pastinya.

"Iya Kak." sahut Christy dengan suara serak akibat menangis tadi.

"Gak usah ditangisin lagi." Zee mengelus pelan puncak kepala adiknya dan memeluknya sejenak.

Terukir senyuman diwajah Aldo dan juga Eve karena melihat betapa manisnya perilaku Zee pada adiknya. Sangat jarang mereka bisa melihat momen yang sangat sweet itu.

"Adem banget liat ginian doang." celetuk Aldo dengan matanya yang berbinar.

"Do, Eve gue titip adek gue bentar ya." ucap Zee yang berdiri hendak pergi.

Aksara Senja [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang