Tuhan apa benar dia senja yang kau kirimkan untukku jika itu benar buat dia menetap jangan hanya sekedar singgah, aku benar-benar ingin dia selalu disampingku.
"Aku bakal jaga kamu dan pastiin gak ada lagi orang yang nyakitin kamu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~~~
"Oh.. Udah bisa pulang kamu?"
Semua terkejut dengan kedatangan Ayah Chelsea. Bahkan termasuk Zee yang bingung dengan situasi saat ini. Kenapa kesan pertama yang Ayah Chelsea berikan kepada putrinya seperti itu, padahal sudah lama tidak bertemu.
"Ayah!" tegur istrinya karena tidak seharusnya suaminya seperti itu kepada anaknya sendiri.
"Apa, kamu berani melawan aku?" lalu tatapan nya kembali beralih ke Chelsea yang sedang tertunduk. "Uang kamu sudah habis maka dari itu kamu pulang, iya?"
Chelsea mengepalkan tangannya mendongak menatap Ayahnya dengan berani.
"Uang Chelsea masih banyak, Chelsea kesini cuma mau kasih kabar ke Ibu biar Ibu gak khawatir."
"Jika kamu tidak ingin membuat Ibumu khawatir, kenapa harus pergi dari rumah ini? kamu mempermalukan Ayah!"
"Karena Ayah gak pernah puas dengan jati diri Chelsea yang sebenarnya! Ayah membuat Chelsea berpikir bahwa nilai aku harus selalu bagus agar dianggap sebagai anak oleh Ayah! Setelah Ayah tahu semuanya, Chelsea benar-benar lega. Entah kenapa selama ini aku hidup seperti orang bodoh. Sekarang aku gak perlu pura-pura jadi putri yang Ayah inginkan. Aku gak mau menjalani hidup yang Ayah tentukan."
Ayah Chelsea terdiam, amarahnya mulai naik sampai-sampai matanya memerah. Ia tatap tegas anaknya itu.
"Mencapai puncak piramida? Ayah sendiri saja gagal, apa hak Ayah untuk menuntut Chelsea?"
"Selama ini Ayah kerja keras membiayaimu untuk bersekolah yang bagus. Tugasmu hanya cukup belajar, itu saja kau gagal."
"Apa tugas Orangtua hanya membiyai? Ayah mengaku Orangtuaku tapi selama ini aku disuruh belajar habis-habisan dan yang Ayah lakukan hanya untuk menyombong kan diri bahwa anaknya pintar."
"..."
"Aku keluar dari rumah juga karena Ayah sendiri. Apa Ayah pernah bertanya betapa beratnya aku mencoba, untuk hidup didunia yang Ayah mau? Aku terus berbohong pada diri sendiri."
"Dasar anak tak tau di untung!!"
Plak... Tamparan yang cukup keras Chelsea dapatkan dari Ayahnya sendiri. Air matanya tak henti untuk terus mengalir keluar. Ia menatap pada Ayahnya dengan mata yang memerah dan juga cukup tajam. Sakit yang dirinya rasakan seperti tertusuk pisau tajam berulang kali.
Tanpa berkata lagi Chelsea pergi meninggalkan rumah tanpa berpamitan. Dirinya sudah tidak tahan berada dirumah yang padahal itu rumahnya sendiri.
Ibu nya Chelsea juga menangis tapi dirinya tidak bisa berbuat banyak dan sekarang ia harus kembali melihat anak semata wayang nya itu pergi dari rumahnya.