"Sekarang aku yang akan menjadi payung mu ketika hujan itu turun membasahimu."
~~~
Sesampainya dirumah, Zee yang baru saja hendak masuk ke dalam rumahnya mendapat telpon dari Om Bobby.
"Hallo, iya Om kenapa?"
"Kamu bisa kesini? Mau ada yang dibicarakan sama Papah kamu."
"Bukannya ini udah lewat jam nya ya Om? Emang bisa?"
"Bisa, Om udah mintain izin buat kamu."
"Yaudah, Zee langsung berangkat Om."
"Iya, hati-hati dijalan."
"Siap Om."
Tut... Tut... Tut...
Zee memasukan kembali hpnya ke saku celananya.
"Dek, Kak Zee mau pergi sebentar ya." tidak sempat untuk berganti baju, Zee pun melepaskan kemeja sekolahnya yang syukurnya ia masih mengenakan baju hitam polos di dalamnya.
"Kemana Kak? Christy mau ikut..."
"Kamu dirumah aja, bentar doang kok. Nanti Kak Zee beliin es krim deh." Zee menauruh tas dan juga kemeja sekolahnya tadi di ambang pintu depan rumah. Mungkin itu nanti akan dibereskan oleh sang Bibi.
Christy sangat bersemangat ketika sudah mendengar kata Es Krim. "Ok, Deal."
Dengan sigap Zee pun langsung pergi menaiki ORME kembali menuju jalanan raya siang menjelang sore hari.
***
"Masuk aja Zee, Om Bobby tunggu di depan pintu sini." ujar Om Bobby yang berdiri menunggu di ambang pintu masuk.
Zee mengangguk dan ia masuk kedalam ruangan itu. Terlihat sudah ada Papahnya yang duduk seperti sangat menunggu kedatangan anaknya.
"Kenapa Pah? Ada yang mau di ceritain?"
Papahnya menatap wajah Zee sejenak dan...
Plakk....
Tamparan keras itu sangat tepat mengenai pipi kiri Zee.
"Gracio!" Om Bobby yang melihat dari kejauhan itu pun shock. Ia segera mendekati mereka.
"Pah..." lirih Zee yang merasakan amat begitu sakit di pipinya bahkan matanya pun ber-air menahan pedihnya.
"Gila kamu Gracio!" ucap Bobby langsung merangkul Zee. Ia tidak menyangka jika temannya, si Gracio itu akan melakukan pada anaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Senja [Hiatus]
Fiksi RemajaTuhan apa benar dia senja yang kau kirimkan untukku jika itu benar buat dia menetap jangan hanya sekedar singgah, aku benar-benar ingin dia selalu disampingku.