"Terima kasih untuk semua hal indah dan terbaik yang engkau berikan untuk anakmu ini."
~~~
"Fiony?"
Gadis itu menghampiri Zee dan juga Teman Mamahnya tadi.
"Ehm... Tante, Fiony minta maaf karena ucapan Mamah tadi."
"Gakpapa Fiony, Tante semua udah maafin. Kayaknya kalian masih mau ngobrol, kalo gitu Tante pamit ya."
"Iya Tante, hati-hati dijalan."
Mereka semua berpamitan untuk pulang. Secara bergantian Zee dan juga Fiony saling menyalimi tangan.
Saat mobil tersebut sudah jauh dari pandangan mereka. Fiony menggandeng tangan Zee dan membawanya pergi menjauh dari rumahnya.
***
"Kenapa? Nanti kamu dimarahin Mamah kamu." tanya Zee yang bingung.
"Aku gak bakal balik lagi kerumah itu."
"Hah? Jangan ngomong gitu. Gak baik. Kalo kamu mau minta maaf atas kesalahan Mamah kamu... Aku udah maafin. Sekarang kamu pulang, takutnya Mamah kamu khawatir."
"Enggak Zee, aku udah diusir dari rumah."
"Kok bisa?"
"Karena aku mutusin buat ngejar kamu."
"Hah?! Gak... Sekarang kamu pulang." suruhnya.
Sekarang Zee yang menggandeng tangan Fiony. Membawanya untuk kembali kerumah tetapi gadis itu menolak.
"Kalo aku balik lagi kerumah... Aku capek Zee. Capek harus nurutin semua kemauan Mamah, aku mau hidup bebas." tidak disangka air mata Fiony mengalir begitu saja membuat Zee jadi serba salah.
"Aku minta maaf." ujar Zee yang matanya ikut berkaca-kaca.
"Aku minta maaf." Zee meraih kedua tangan Fiony untuk digenggam. Matanya menatap sendu. "Aku minta maaf... karena aku masuk dalam kehidupan kamu."
Lalu Zee menunduk sedih, yang membuat Fiony menjadi merasa bersalah. Semua kemarahan gadis itu seketika hilang. Sekarang sebaliknya Fiony sangat marah pada dirinya sendiri.
Tidak. Fiony tidak akan menangis. Ia sudah cukup menangis sepanjang malam. Dirinya berusaha tegar agar orang dihadapannya ini tidak terus merasa bersalah.
"Kamu gak salah Zee. Kita dipertemukan berdua.... karena Tuhan."
Zee mengangkat wajahnya. Tersenyum seperti anak kecil. Fiony suka senyum itu. Lalu ia cepat-cepat memalingkan muka karena takut jika Zee akan tahu bahwa dirinya sangat suka melihat senyum manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Senja [Hiatus]
Novela JuvenilTuhan apa benar dia senja yang kau kirimkan untukku jika itu benar buat dia menetap jangan hanya sekedar singgah, aku benar-benar ingin dia selalu disampingku.