Part 14

440 57 5
                                    

"Selalu jahil dan menyebalkan setiap harinya. Namun, itulah cara mereka mengungkapkan rasa kasih sayang."

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Sebelum ORME memasuki pintu gerbang sekolah, cowok itu memberhentikannya. Fokusnya teralihkan saat melihat Fiony bersama Mamahnya yang baru saja keluar dari mobil.

"Kenapa Kak?" Christy yang sedang dibonceng pun bingung.

"Bentar turun dulu." perintah Zee.

"Lah, Christy diturunin didepan gerbang? Tega banget sih Kak..."

"Ssttt... Turun aja dulu."

Terpaksa Christy menuruti perintah dari Kakaknya itu. Dengan wajah yang cemberut, ia pun turun mengikuti kemana kakaknya pergi.

"Pagi Tante." sapa Zee pada Mamah Fiony sangat sopan.

Yang disapa bukannya membalas. Mamah Fiony malah meneruskan berbicara dengan putrinya. Seakan acuh dengan keberadaan Zee disitu.

"Ingat kamu itu sekolah untuk nyari ilmu bukan cari pac..."

"Maaf Tante." potong Christy begitu saja yang membuat sang Kakak sangat terkejut. "Maaf juga nih Ce Fio. Tante denger gak sih kalo Kakak saya tadi nyapa? Kakak saya sopan loh udah mau nyapa. Dia relain turun dari motor buat nyapa Tente."

"Dek!." pekik Zee karena tidak disangka Adiknya berbicara sangat lancang.

"Bentar Kak. Umur Tante lebih tua dari kita, tapi kenapa gak bisa ngehargain yang muda. Masa yang muda terus ngerhagain yang tua. Sekali-kali yang tua dong ngehargain yang mu..."

"Christy!!" potong Zee lalu mendekap mulut Adiknya itu. "Maaf Tante, maaf Fiony, permisi." lalu menarik lengan Christy agar menjauh dari tempat itu.

"Ngapain minta maaf sih Kak?!" langkah dua beradik itu terhenti diparkiran sepeda. Lalu Christy menghempaskan tangan Kakaknya yang masih memegangi lengannya.

"Siapa yang ngajarin kamu bicara sama yang lebih tua kayak gitu?! Kamu sadar gak sih lagi bicara sama siapa?!" bentak Zee yang pasti nya anak murid yang berlalu pasti akan melihat kearah mereka.

"Sadar." balas Christy santai tanpa merasa bersalah.

"Kenapa kamu jadi kayak gini? Kamu gak inget apa pesen Bunda sama Papah?"

"Pesen? Kak Zee sadar gak sih. Kita hidup gak melulu tentang pesen. Bunda sama Papah itu cuman bisa pesen dan nasihati kita doang. Percuma nasihatin kita, tapi mereka berdua aja pisah."

"Ngomong apa sih kamu?!" Zee yang mulai geram pun mengepalkan tangannya sebisa mungkin tidak memukul adiknya. "Bukan nya kita udah sepakat gak bahas ini lagi." timpalnya lagi.

"Oke, Christy gak bahas itu lagi. Sekarang Christy tanya sama Kak Zee, Kakak sepanjang hidupnya mau di injek-injek sama orang lain? Kayak tadi?"

Zee hanya diam dan menatap Adiknya tidak percaya.

Aksara Senja [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang