Part 12

532 74 4
                                    

"Maaf jika saya salah, dan maaf jika saya tidak berguna."

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

"Adek lo mana?" tanya Deo yang membenarkan pakaiannya agar terlihat rapi meskipun sudah jam sekolah.

"Dia lagi main ke rumah temennya." balas Zee dengan jarinya yang asik memainkan handphone itu.

"Yaudah ayo bareng, gue juga mau ke jalan arah rumah lo." 

Dari kejauhan Zee dapat melihat gadis yang dengan senyuman manisnya berjalan menghampirinya. Langkahnya yang kecil bisa dimanfaatkan Zee untuk mengusir Deo terlebih dahulu.

"Lo duluan dah, gue masih ada urusan Osis." sambil mendorong pelan badan Deo agar bergerak untuk pergi.

"Ah lo Zee baju gue jadi kucel lagi, iye ah gue balik gitu amat dah." ketus Deo.

Setelah Deo benar-benar pergi dari hadapannya, cowok itu dengan segera merapihkan tatanan rambutnya dan juga pakaiannya. 

"Maaf jadi lama nunggu." ucapnya yang membuat Zee sedikit terkejut.

Ia pun berbalik, "Nggak kok, mau langsung jalan?"

"Boleh."

Sangat canggung diantara mereka. Padahal jarak antara loby dengan parkiran tempat ORME berada tidak terlalu jauh, tetapi Zee merasa sangat jauh sekali.

"Hmm... rok pendek ya, sebentar." Zee membuka tasnya. Ia mengambil jaket lalu diikatkan nya ke pinggang Fiony.

"Disekolah aja banyak buaya apalagi dijalanan pasti banyak buaya yang kelaperan." 

Zee tersenyum sembari mengusap lembut puncak kepala Fiony. Tatapan teduhnya itu mampu menghipnotis Fiony dalam sekejap mata.

***

"Suka komik juga?" tanya Zee yang melihat Fiony memegang dan juga membaca komik ditangannya.

"Lumayan, kamu udah dapet novelnya?"

Zee menggelengkan kepalanya pelan "Capek aku, gak nemu dari tadi."

"Sebucin itu sama tokoh utamanya."

"Banget." Cowok itu pun ikut berjongkok menghadap Fiony yang sedang melihat komik dirak bagian bawah, "Kamu gak laper atau cape gitu?" tanya Zee lagi.

Dengan tingkah yang menggemaskan gadis itu berdiri kemudian menaruh kembali komik itu ketempatnya semula.

"Kemana?" Zee menautkan kedua alisnya.

"Laperkan? yuk makan."

"Tarik." Zee mengulurkan tanggannya. Cowok tidak tahu diri yang satu itu memang hobinya membuat orang disekitarnya menderita.

"Dasar bayi gede." gumam Fiony tetapi ia tetap melakukan perintah Zee.

Memang semenjak mereka sampai di toko buku itu, tidak ada lagi kata canggung. Mereka saling melontarkan candaan dan juga sedikit bercerita akan ketertarikan Zee dengan berbagai macam novel.

Aksara Senja [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang