"Rela terluka demi menolong orang lain."
~~~
Secara bersamaan mereka terkejut dengan kehadiran orang-orang itu. Jika ditotal semua ada 10 orang dan semuanya menggunakan topeng.
Secara bergantian lampu digedung itu menyala. Pikir Zee dan Aldo itu adalah gedung tua pastinya lampu tidak akan berfungsi. Tapi ini... Kenapa bisa? Siapa mereka semua?
"Lu... Mana Eve?!" Aldo berteriak menanyakan keberadaan sahabatnya yang tidak terlihat.
"Eve?" sahut salah satu dari mereka. Topengnya beda dari yang lain ada ciri khas warna putihnya. Tampaknya satu orang itu adalah ketua nya.
"Bawa masuk." ujarnya.
Datang dua orang lagi membawa seseorang yang tangannya terikat belakang serta kepalanya ditutup kain hitam. Kemudian didudukannya di kursi kayu dan mengikat kakinya.
"Eve kan?" sebut saja ketua pejahat. Ia pun menarik kain hitam, menampilkan Eve yang tidak sadarkan diri bahkan mulutnya dibekap menggunakan lakban.
"Gue bakalan lepasin nih cewek, tapi..." penjahat itu mengeluarkan pisau dari balik jaketnya dan diarahkanya tepat dileher Eve. "Kita main-main dulu gak sih? Hahaha...."
Rahang Aldo mengeras tangannya mengenggam kuat balok kayu yang dibawanya tadi.
"Bangsat!! Lepasin Eve!!" Aldo sangat marah dan sudah tidak tahan lagi untuk menghajar semua para penjahat.
Langkahnya perlahan maju tapi orang itu mengancam. "Semakin lo maju, pisau ini juga perlahan maju. Menusuk leher."
Eve mungkin tadi pingsan tapi sekarang matanya perlahan terbuka. Dirinya sangat terkejut dan juga ketakutan saat melihat pisau sudah ada berada dilehernya.
"Bangun juga manis." goda penjahat itu dan menyolek dagu Eve.
"Jangan sentuh Eve!!"
"Bangsat!!"
"Bajingan!!"
Aldo mengumpat tidak terima sahabatnya diperlakukan seperti itu.
"Hahaha.... Apa kita unboxing aja bos?" anteknya menghasut dan berusaha membakar emosi Aldo.
Eve menangis menggelengkan kepalanya. Berusaha menghindari sentuhan dari orang-orang itu.
Emosi Aldo sudah tidak bisa terkendalikan lagi. Dia pun berlari kearah Eve tapi pisau itu berhasil menghentikan langkahnya.
"Ssshhh.... Diem disitu." ancam penjahat yang pisaunya kini sudah sedikit menggores leher Eve.
"Mau kalian apa? Uang?! Gue bakal bayar kalian semua. Asal lepasin Eve!" Zee berbicara. Dirinya dari tadi juga emosi tapi berusaha setenang mungkin memikirkan cara agar sahabatnya itu terbebaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Senja [Hiatus]
Teen FictionTuhan apa benar dia senja yang kau kirimkan untukku jika itu benar buat dia menetap jangan hanya sekedar singgah, aku benar-benar ingin dia selalu disampingku.