"Ketika hidup mengecewakan, pelarian terbaik adalah kenangan saat diri merasa dicintai."
~~~
Pagi-pagi sekali di dapur, Bi Ikom sedang sibuk membereskan pekerjaan rumah. Terdengar berapa kali suara ketukan pintu yang berulang kali membuat Bi Ikom penasaran. Lalu ia pun meninggalkan pekerjaannya sejenak melihat apa yang terjadi.
Tok... Tok... Tok...
"Fiony..."
Tok... Tok...
"Udah jam berapa ini? ayo sekolah Fiony."
Bi Ikom menghela napasnya saat mengetahui apa yang terjadi, lalu menghampiri sang majikan.
"Maaf Nyonya, Non Fiony udah berangkat dari jam 6 tadi."
"Loh, pagi banget?! Sama siapa dia berangkat?"
"Tadi diantar sama Pak Ujang."
"Oh, syukurlah." Celine merasa lega setidaknya anaknya tidak pergi sekolah sendirian apalagi itu masih terlalu pagi.
"Kenapa Fiony berangkat pagi banget Bi?"
"Saya kurang tau pastinya, tapi Non Fiony bilang ada yang mau dikerjakan."
"Oh... Yasudah gakpapa, Bi Ikom bisa lanjutin pekerjaan nya lagi."
Bi Ikom mengangguk. "Permisi Nyonya."
"Eh, iya Bi Ikom." panggilan dari majikannya membuat langkah Bi Ikom terhenti.
"Iya Nyonya."
"Saya hari ini gak full kerja karena teman saya mau kesini. Jadi, Bibi tolong siapin makanan dan segalanya."
"Iya Nyonya."
"Satu lagi, nanti kalo Fiony pulang lebih dulu dari saya langsung suruh dia pakai baju yang sudah saya siapin dan dandan yang manis."
"Baik Nyonya."
Mamah Celine selesai dengan bicaranya dan mengisyaratkan kalo Bi Ikom boleh kembali bekerja.
***
Fiony yang sudah datang di sekolah bahkan pintu gerbang saat ini masih dikunci. Matanya menatap jalanan dengan pandangan kosong, hatinya hampa, nyawanya seakan menjelajah entah kemana.
Gadis itu pun duduk lesehan di depan gerbang. Tidak perduli roknya akan kotor, sebenarnya ia malas untuk sekolah.
"Neng pagi banget datangnya?" tanya tukang kebun sekolah yang lagi menyapu halaman.
"Iya nih mang, ada tugas kelompok yang mau diselesaikan. Jadi saya juga harus berangkat pagi."
"Oh, yaudah neng masuk." Bapak itu pun membukakan gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Senja [Hiatus]
Novela JuvenilTuhan apa benar dia senja yang kau kirimkan untukku jika itu benar buat dia menetap jangan hanya sekedar singgah, aku benar-benar ingin dia selalu disampingku.