"Ratu yang tidak bermahkota namun bertelapak kaki surga."
~~~
"MINGGIR LO!" teriak cowok sangat keras dari dalam mobil mercy berwarna hitam.
Zee pun menepikan motornya kepinggiran jalan. Ia yang di cegat pun spontan mestandarkan ORME lalu melepaskan helm nya.
Dari arah mobil keluar dua orang cowok yang disusul satu orang lagi dibelakang nya. Semua cowok itu umur nya sepantaran dengan Zee, terlihat dari baju seragam yang masih mereka kenakan.
"Apa-apaan nih main cegat?!" Zee yang tidak suka di perlakukan seperti itu mulai naik pitam.
"Berani juga lu?" tanya orang itu yang melepaskan kacamata hitam nya.
Zee tidak asing dengan wajah orang itu. Dan juga seragam yang mereka kenakan sangat di kenali, yaitu dari SMA Bimantara.
"Gimana, seru habis dari taman?"
"Lo ngikutin gue?"
"Lu lupa atau gimana? Kan gue udah bilang, kalo gue itu pacar nya Fiony."
"Oh pantes muka lo kayak gue kenal, kirain emang pasaran."
"Parah nih Kar, hajar aja lah." ujar teman nya yang gregetan melihat tingkah Zee yang sok pemberani itu.
"Dasar berandalan!" umpatnya pada Zee dan mengacungkan jari tengah nya.
"Bentar dari tadi gue bingung nih." balas Zee dengan santai nya yang padahal dalam hatinya panas.
"Jangan sok bingung, berandal kayak lo itu gak ada istimewanya. Lo bernafas tapi, gak punya harapan. Bahkan, lo diinjak-injak bakalan baik aja, lo itu gak punya nyali. Gue jadi kasihan sama berandalan kayak lo."
"Kenapa jadi ngatain gue dah? Kenapa lo gak ngasihani diri sendiri?."
"Kenapa harus gue? Gue itu beda sama lo!" tegasnya dan mendorong bahu kanan Zee.
"Kalo sakit ke rumah sakit sana! jangan nyamperin gue." sahut Zee bekacak pinggang.
"Ayo cabut!" titahnya menyuruh kedua temannya untuk mengikutinya dan pergi begitu saja.
Sulit untuk dipahami oleh Zee. Dirinya merasa tidak ada yang salah, tapi kenapa orang tadi mengumpat dan memperlakukannya seperti itu.
Apa dia benar-benar pacar Fiony? Seposesif itukah?
***
Zee membaringkan tubuh Christy diatas kasur. Senyumnya mengembang tipis melihat sang adik yang tertidur begitu pulas. Setelahnya, ia menyelimuti adik perempuan satu-satunya itu sampai ke atas dada.
Setelah mematikan lampu kamar Christy, Zee berjalan keluar dari kamar adiknya. Kaki-kaki jenjangya itu melangkah turun ke lantai bawah. Hari sudah malam tetapi ia masih belum bisa tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Senja [Hiatus]
Novela JuvenilTuhan apa benar dia senja yang kau kirimkan untukku jika itu benar buat dia menetap jangan hanya sekedar singgah, aku benar-benar ingin dia selalu disampingku.