Keysa & Danu 3

604 46 1
                                    

"Key, rapikan ini sebelum rapat besok pagi ya. Tidak perlu bekerja keras, kerjakan seperti yang sebelumnya saja," ucap Gina—senior Keysa—sembari mengedipkan salah satu matanya. Membuat Keysa dengan susah payah tersenyum pada seniornya itu.

Jujur saja, Keysa jengkel setengah mati pada para seniornya. Karena baru saja satu minggu ia dan Galih masuk di divisi ini, tetapi mereka sudah lembur hampir setiap hari. Itu terjadi karena para senior kebanyakan melimpahkan pekerjaan pada mereka. Meskipun bisa dibilang adalah tugas yang remeh, karena tidak secara langsung bersentuhan dengan proyek besar atau resmi, tetapi tugas-tugas tersebut sangat mepet dengan waktu penyelesaian. Jadi, mau tidak mau, ia dan Galih harus bekerja lembut untuk menyelesaikannya.

Galih yang melihat setumpuk berkas yang harus dirapikan oleh Keysa, segera bertanya, "Mau bagi dua? Kita kerjakan bersama agar cepat selesai."

Keysa pun menggeleng sembari menjawab, "Untuk apa bagi dua, kau juga akan mendapatkan bagianmu."

Baru saja Keysa selesai berbicara, seorang senior bernama Tomi datang dan memberikan setumpuk tugas pada Galih. Pada akhirnya, keduanya pun dipaksa untuk lembur kembali. Keysa pun menghela napas panjang. Karena merasa jika usahanya untuk dekat dengan Danu adalah hal yang sia-sia. Meskipun sudah satu minggu bekerja di perusahaan yang sama dengan Danu, tetapi Keysa belum pernah bertemu dengannya. Alih-alih melancarkan rencana untuk mendapatkan hati Danu, Keysa malah benar-benar sibuk bekerja.

Tomi yang melihat Keysa menghela napas, menyunggingkan senyuman manis. "Pasti berat bukan? Aku harap, kalian bisa bertahan. Hal seperti ini hanya akan terjadi selama satu bulan. Bisa dibilang, ini adalah penilaian yang dilakukan oleh senior untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan kalian. Agar nantinya, kalian mendapatkan pekerjaan yang tepat sesuai dengan keunggulan kalian masing-masing," ucap Tomi.

"Terima kasih, Pak," ucap Keysa dan Galih.

"Tidak perlu terlalu formal. Panggil Kakak saja. Toh sepertinya usia kita tidak terpaut terlalu jauh," ucap Tomi dengan mudah akrab dengan Keysa dan Galih.

Tomi mengajak mereka berbincang beberapa saat, tetapi Keysa tidak fokus karena dirinya masih sibuk memikirkan Danu. Rasanya Keysa ingin menangis, karena terlalu ingin bertemu dengan pria yang menjadi wujud tipe idealnya tersebut. Danu itu adalah pria dengan pembawaan tenang dan sesuai dengan bayangan pria idamannya. Dari pertama kali Keysa melihatnya, Keysa merasakan sebuah keyakinan. Ia yakin, jika ada takdir yang menghubungkan mereka.

Tanpa sadar, Keysa pun tersenyum saat mengingat sosok Danu. Rasanya, hanya menyebut namanya saja sudah membuat suasana hati Keysa membaik. Meskipun tidak bisa bertemu dengannya, tetapi Keysa kini berada di tempat yang sama dengannya. Setidaknya, mereka menghirup udara yang sama. Pasti ke depannya ia akan mendapatkan banyak kesempatan untuk bertemu dengan Danu dan melancarkan rencananya membuat Danu jatuh hati padanya.

"Sepertinya suasana hati Keysa tiba-tiba membaik," ucap Tomi tepat di samping kepala Keysa. Membuat Keysa yang mendengarnya terkejut dan secara refleks menjauh dari Tomi.

Galih melirik pada Keysa, dan sadar bahwa saat ini Keysa kurang nyaman dengan apa yang terjadi di sana. Galih pun segera turun tangan dan bertanya, "Kak Tomi bisakah aku mendengar penjelasan mengenai bagian ini? Aku kurang memahaminya."

Mau tidam mau, Tomi pun beranjak pada Galih dan menjelaskan apa yang diminta oleh Galih. Tentu saja Keysa menyadari hal itu dan menggerakkan bibirnya untuk berbisik tanpa suara. Ia berterima kasih, dan berjanji akan membelikan makan siang bagi Galih di kantin nanti. Kini Keysa bisa kembali fokus untuk bekerja, setidaknya ia haru mengurangi pekerjaannya sebanyak mungkin. Agar ia tidak pulang terlalu larut nantinya.







**







"Apa itu cukup?" tanya Keysa sembari membawa nampan makanan pesanannya. Galih yang melangkah di sisinya mengangguk.

Bukan Cinta Sendiri (Keysa & Danu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang