Keysa & Danu 6

554 40 0
                                    

Sebuah suara menghentikan perselisihan tersebut. "Apakah kalian tengah membuat pertunjukan untuk mengacaukan acara orang lain? Jika tidak, bisakah kalian menceRisakan apa yang tengah terjadi?"

Tubuh Keysa secara berubah menegang, dan ia pun menoleh dengan kaku pada sumber suara. Bibir Keysa gemetar saat dirinya berkata, "Mas Danu?"

Danu yang mendengar namanya dipanggil dengan cara itu, merasakan gelitik asing yang menggoda dalam dada dan perutnya. Hal yang rasanya sudah sangat lama tidak ia rasakan. Saking lamanya, Danu bahkan merasa asing sekaligus aneh dengan apa yang ia rasakan. Hingga dirinya berpikir, bahwa ada yang salah pada dirinya. Serta menyadarkan dirinya berulang kali, bahwa apa yang ia rasakan bukanlah perasaan yang seperti ia pikirkan.

"Sudah kubilang ja-" Danu tidak bisa melanjutkan perkataannya. Selain karena dirinya sadar bahwa dirinya menggunakan bahasa santai, ekspresi yang menghiasi wajah Keysa membuat dirinya tercekat.

Ekspresi itu, tidak pernah Danu lihat menghiasi wajah manis Keysa. Mereka memang baru bertemu beberapa kali, dan berinteraksi dengan Keysa dalam waktu yang singkat. Namun, dalam benak Danu, sosok Keysa sangat lekat dengan kata menyebalkan dan seenaknya. Anehnya, saat ini Keysa tidak terlihat seperti Keysa yang ia kenal. Ada sesuatu yang salah dalam sorot mata Keysa.

Mendengar perkataan Danu yang tidak berlanjut, membuat Keysa sadar jika dirinya telah menunjukkan ekspresi yang tidak seharusnya. Ia pun memperbaiki ekspresinya dan mengalihkan pandangannya begitu saja untuk memperbaiki ekspresinya. Lalu Adel dan Elia yang melihat ekspresi Keysa pun saling berpandangan. Keduanya memiliki firasat, jika mereka bisa mempermainkan Keysa lebih jauh lagi.

"Wah, sepertinya kalian saling mengenal ya? Atau mungkin kau adalah kekasihnya? Jangan salah paham, gaun Keysa basah karena salahnya sendiri menabrakku," ucap Adel.

"Benar, kami hanya tengah berselisih kecil. Ini adalah perselisihan antara saudari, jadi tolong tinggalkan kami dulu, kami harus menyelesaikan pembicaraan kami," tambah Elia sembari menusuk pinggang Keysa dari posisi yang luput dari pandangan Danu.

Meskipun membuang muka dari Danu, ekspresi Keysa masih bisa tertangkap oleh mata Danu. Terlebih, saat Danu melihat bagian gaun Keysa yang basah. Entah mengapa, Danu merasa sangat gelisah dan ingin memastikan bahwa Keysa baik-baik saja. Jelas, akal sehat Danu menahan dirinya untuk tidak menanyakan apa pun, sebab bisa saja Keysa menyalahartikan hal tersebut. Mengingat sifat Keysa, jelas itu bukan hal yang mustahil.

Namun, ternyata bibir Danu tidak bisa diajak bekerjasama. Ia malah bertanya, "Kau tidak apa-apa?"

Tentu saja Keysa tidak menyangka jika pertanyaan itu diajukan oleh Danu. Jika berada dalam situasi normal, tentu saja hal tersebut bisa membuat suasana hati Keysa melambung dengan tingginya. Sayangnya, saat ini Keysa bahkan kesulitan untuk menarik sebuah senyuman yang biasanya sangat mudah ia sunggingkan. Senyuman yang biasanya serupa dengan sebuah kewajiban yang tidak mempedulikan suasana hatinya. Di mana ia selalu menyunggingkan senyuman manis.

Keysa berada dalam situasi yang sulit. Ia bahkan kesulitan untuk menjawab pertanyaan Danu. Seakan-akan suaranya tercekat dalam tenggorokannya. Menyembunyikan kondisi aslinya dengan sebuah kebohongan terasa sangat sulit ia lakukan di hadapan Danu. Sepertinya, keahlian berbohong untuk menyembunyikan kondisinya kini sudah menghilang. Jelas, ini adalah situasi yang sangat menjengkelkan. "Aku tidak apa-apa," jawab Keysa memilih untuk kembali membuang muka.

Jawaban setengah hati, yang jelas membuat sebagian besar orang menyadari jika apa yang dikatakan oleh Keysa saat ini adalah sebuah kebohongan. Danu baru saja akan mengonfirmasi kondisi Keysa kembali, tetapi Adit sudah lebih dulu muncul dengan ekspresi tegang. Ia menatap Adel dan Elia dengan tatapan tajam menusuk. "Kalian mengganggu kakak lagi?" tanya Adit tajam.

Bukan Cinta Sendiri (Keysa & Danu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang