Danu & Keysa 22

770 58 4
                                    

Adit seakan-akan bisa menghela napas lega saat dirinya melihat sang nenek sudah tiba. Sebelumnya, Liana—nenek Adit dan Keysa—memang tengah berada di luar negeri. Lalu secara tiba-tiba pertunangan Keysa dengan Bima dijadwalkan ulang dan dilakukan malam ini. Tentu saja Adit dengan mudah membaca jika ini adalah rencana yang dibuat oleh ayahnya, agar sang nenek tidak bisa menghadiri acara pertunangan yang ditentangnya ini. Menurut Adit, ini adalah hal yang sangat bodoh dan sangat tidak tahu rasa takut.

Bagaimana Adit tidak mengkritik seperti itu, sementara sebelumnya saja sudah sangat jelas bahwa Liana memberikan peringatan pada Eka untuk menghentikan apa pun yang tengah ia rencanakan mengenai perjodohan Keysa. Lalu setelah itu, Liana memiliki urusan untuk dikejakan secara langsung di luar negeri. Namun, Eka yang keras kepala mengambil kesempatan dan memajukan pertunangan Keysa. Tidak berhenti di sana, Eka juga menyita ponsel Adit dan Keysa. Demi memastikan jika kabar pertunangan ini tidak sampai ke telinga Liana. Hanya saja, semuanya menjadi usaha yang sia-sia.

Liana pun mendekat pada Adit yang masih memeluk Keysa. Ia mengecuk kening Adit dan berkata, "Pergilah, kakakmu sepertinya perlu istirahat. Gantikan Nenek untuk menenangkannya, ya."

Adit mengangguk. Saat sebelum Adit membawa Keysa pergi, Liana mengecup puncak kepala Keysa yang masih terlihat melindungi dirinya sendiri dalam pelukan sang adik. "Tenanglah, sekarang Nenek ada di sini. Akan Nenek hancurkan semua yang membuat cucu-cucu Nenek bersedih."

Setelah Adit pergi membawa Keysa, Liana pun duduk di sofa yang sudah disediakan dengan aura yang sama sekali tidak main-main. Meskipun terlihat ramah, tetapi siapa pun tahu jika jika Liana adalah orang yang keras. Terlebih setelah mendengar perkataan lembut Liana sebelumnya yang mengatakan jika dirinya akan menghancurkan semua yang sudah membuat cucunya bersedih. Liana melihat Bima dan Danu dan bertanya, "Siapa di antara kalian yang menyukai cucuku?"

"Saya," jawab Danu dan Bima bersamaan.

Mendengar jawaban tersebut, Liana pun mengalihkan pandangannya pada putranya dan tersenyum. "Ternyata cucuku sangat populer. Dia memang sangat cantik, sama sepertiku di masa muda dulu."

"Nyonya Liana, saat ini Anda juga masih terlihat cantik," ucap Ayah Bima.

Liana terkekeh mendenganya. Suasana terasa sedikit lebih baik daripada sebelumnya. Para kepala keluarga dari keluarga yang berpengaruh berkumpul di sana, tentu saja mengenal siapa itu Liana. Ia adalah seorang Ibu dan seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya begitu melahirkan putra bungsunya. Meskipun begitu, ia dengan tegarnya bisa mengambil alih semua tugasnya sebagai seorang Ibu, seorang Ayah, dan sebagai seorang pimpinan. Jadi, tidak ada yang tidak merasa segan padanya. Bahkan, pengaruh Eka sebagai seorang kepala keluarga, masih kalah kuat dengan pengaruh Liana.

Eka sendiri terlihat sangat kaku, ekspresinya telihsat sangat buruk. Terlebih saat Liana berkata, "Sangat menyenangkan berbicara dengan kalian seperti ini. Namun, rasanya aku sudah semakin tua. Bagiku, sekarang sudah terlalu larut. Jadi, bagaimana jika aku menjadwalkan pertemuan kita lagi lain kali? Aku rasa itu lebih baik, karena kita sepertinya masih memiliki begitu banyak hal yang harus dibicarakan. Apa kalian keberatan?"

Tentu saja baik keluarga Erlangga maupun keluarga Sukahaldi sama sekali tidak keberatan. Mereka hanya tamu, dan sangat tidak sopan jika mereka menolak usulan yang sudah diberikan oleh tuan rumah. Mereka semua mengangguk. Sebelum melepaskan mereka semua, Liana menatap Bima dan berkata, "Nak, maaf. Aku tidak bisa menyetujui pertunangan ini. Karena itulah, pertunangan ini harus dibatalkan hingga pembicaraan kita selanjutnya tiba. Semoga kau mengerti."

Bima tentu saja tidak keberatan. Sebab ia tidak ingin membuat Keysa merasa tertekan. Bima memberikan isyarat pada kedua orang tuanya yang terlihat kesal karena pertunangan putranya dibatalkan secara sepihak seperti ini. Untungnya Bima menenangkan keduanya dengan baik. Ia pun menjawab, "Saya mengerti." Jadi, pada akhirnya kedua keluarga tersebut pun meninggalkan kediaman Adiwiadja setelah berbasa-basi sejenak.

Bukan Cinta Sendiri (Keysa & Danu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang