Keysa & Danu 17

600 60 12
                                    


Danu menatap ponselnya dengan ekspresi serius. Setelah pernyataan cinta Keysa yang mendadak, dan ia yang menolaknya saat itu juga, Danu tidak bisa mengalihkan pikirannya dari sosok gadis mungil yang sudah membuat dunianya porak poranda itu. Biasanya, kehadiran Keysa dalam hidup Danu memang selalu terasa sangat mengganggu. Namun, entah mengapa kali ini terasa ada yang mengganjal. Ada yang berbeda dari Keysa, tetapi Danu tidak tahu apa yang membuat dirinya berpikir seperti itu.

"Sungguh, kenapa aku harus sibuk memikirkannya sampai sejauh ini?" tanya Danu menyadari tingkah konyolnya ini.

Ia pun memilih untuk mengabaikan ponselnya dan meraih buku yang beberapa hari ini tengah ia baca. Ada kebiasaan yang sudah melekat dalam diri Danu sejak ia kecil. Di mana dirinya memiliki target dalam membaca buku. Ia harus mencapai target yang sudah ia miliki selama satu bulan, agar dirinya memiliki waktu luang yang produktif. Daripada digunakan untuk hal-hal yang tidak berguna, Danu jelas lebih memilih menggunakannya untuk membaca dan menambah ilmu pengetahuannya.

Karena itulah, Danu memiliki kemampuan mengolah konsentrasinya dengan sangat baik. Ia sudah terlatih sejak kecil untuk bisa memusatkan konsentrasinya dalam buku bacaan yang membosankan sekali pun. Sayangnya, semua keahlian yang terlatih selama tahunan tersebut tampaknya sirna begitu saja ketika Danu melihat ponselnya hidup. Tanda jika setidaknya ada satu atau dua notifikasi. Biasanya, Danu dengan mudah mengabaikannya. Namun, sepertinya kini Danu sudah kecanduan ponsel. Hingga memilih untuk menutup bukunya dan menggantinya dengan meraih ponselnya.

"Lagi-lagi dia," gumam Danu sembari membuka pesan masuk yang dikirimkan oleh Keysa.

Keysa

Mas, aku mau telpon. Boleh?

Belum juga Danu sempat membalas pesan tersebut, Keysa sudah lebih dulu meneleponnya. Membuat Danu yang melihat hal itu, memberikan tatapan tidak percaya. Bibirnya tidak bisa menahan diri untuk mencibir Keysa yang terus saja bertingkah seenaknya. "Jika kau tetap akan melakukannya dengan seenaknya, kau tidak perlu bertanya seperti itu padaku," gumam Danu sembari mengangkat telepon Keysa.

Saat itulah Danu menyemprot Keysa dengan pertanyaan tajam, "Apa aku ini terlihat sangat gampangan di matamu? Kenapa kau selalu mempermainkanku?"

Tentu saja Danu merasa sangat terganggu dengan pertanyaan demi pertanyaan yang berkaitan dengan sosok Keysa. Padahal, Keysa baru saja mendapatkan penolakan yang jelas saja pasti terasa sangat menyakitkan baginya. Namun, Keysa sudah kembali menghubunginya seperti ini. Seakan-akan Keysa memang tidak mendapatkan luka apa pun atas penolakan yang sudah ia terima. Hal itu membuat Danu berpikir, apakah selama ini Keysa hanya mempermainkan dirinya saja?

Maksud Danu adalah, jika benar Keysa memang bersungguh-sungguh dengan perasannya seperti apa yang sering kali ia bicarakan, bukannya Keysa harusnya bersedih ketika mendapatkan penolakan? Setidaknya, seharusnya Keysa sedikit menampilkan kekecewaannya karena ditolak saat menyatakan perasaan pada pria yang ia sukai. Namun, sejauh ini, Danu tidak pernah melihat Keysa bersedih atau kecewa ketika didorong menjauh atau bahkan mendapatkan penolakan seperti tadi siang.

Karena itulah, Danu berpikir jika Keysa hanya mempermainkan dirinya. Perasaan itulah yang membuat Danu merasa gelisah sekaligus marah. Di sisi lain, Danu juga memaki dirinya sendiri yang merasa jengkel dengan situasi ini. Seharusnya Danu merasa lega karena Keysa tidak serius dengan perasaannya. Itu artinya, Danu memiliki kesempatan yang lebih besar untuk segera menjauhkan Keysa dari dalam kehidupannya. Namun, kenyataannya benar-benar berbeda dengan harapan Danu.

"Mas marah? Kesya ada salah?" tanya Keysa ragu-ragu. Seakan-akan dirinya tidak mengerti dengan alasan Danu yang tiba-tiba menjadi marah seperti ini.

Bukan Cinta Sendiri (Keysa & Danu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang