Keysa & Danu 14

476 45 1
                                    

Danu baru selesai mandi dan melangkah menuju ruang makannya. Ia memeriksa ponselnya, dan melihat beberapa pesan yang dikirim oleh Keysa. Gadis satu itu memang sudah membuat banyak perubahan dalam hidup Danu. Salah satunya adalah perubahan di mana dirinya sangat memperhatikan ponselnya di waktu istirahatnya. Padahal biasanya Danu bahkan sering lupa menyimpan ponselnya di mana. Namun, kini sangat jauh berbeda.

Hanya saja, meskipun dirinya sudah membaca pesan beruntun yang dikirim oleh Keysa, Danu tidak segera membalasnya. Ia berulang kali menulis dan menghapus pesan balasannya. Namun, pada akhirnya ia hanya mengirim pesan balasan singkat untuk Keysa. Lalu setelah itu, Danu pun duduk di meja makan, di mana makan malamnya sudah dipersiapkan. Danu pun makan sendirian dengan tenang, karena ia memang kini hanya sendirian di rumah mewahnya.

"Terasa berbeda," ucap Danu saat dirinya menikmati makan malamnya.

Sepertinya, karena dirinya sudah terbiasa makan siang bersama dengan Keysa yang berbakat sebagai seorang penyiar, makan sendirian dengan tenang seperti ini terasa sangat hening. Meskipun terasa sangat berbeda dan membosankan, tetapi Danu tetap melanjutkan makan malamnya dengan tenang. Sayangnya ketenangan itu berlanjut. Karena ternyata sang ibu menelepon dirinya.

"Kau sudah makan?" tanya Ayu di ujung sambungan.

"Aku sedang makan, Bu," jawab Danu.

"Ah, begitu,"

"Iya. Ada apa, Bu? Tidak biasanya Ibu menelepon malam-malam seperti ini," ucap Danu lalu minum airnya. Ia pun memutuskan untuk berhenti makan, karena merasa tidak berselera. Entah mengapa akhir-akhir ini ia tidak bisa makan dengan lahap selain makan siangnya.

"Ibu hanya ingin membeRisau, jika ada seorang gadis yang ingin Ibu perkenalkan padamu."

Membicarakan gadis, Danu seketika mengengiat Keysa dan makan siang buatannya. Ia pun segera memotong, "Tunggu, sebelum itu ada yang ingin kutanyakan pada Ibu. Kenapa Ibu memberitahu banyak hal mengenai diriku pada Keysa?"

Lalu Ayu pun menjawab tanpa rasa bersalah, "Karena dia bertanya. Ya, Ibu menjawabnya. Bukankah dia adalah bawahanmu di perusahaan? Ibu juga sempat terkejut saat dia bertanya. Tapi Ibu rasa dia tidak memiliki alasan lain dari tindakannya, jadi Ibu memberitahu semua hal yang perlu ia ketahui. Bisa berbahaya jika dia memasakan bahan yang membuatmu alergi, bukan?"

Danu pun memejamkan matanya, sadar jika ibunya tahu bahwa selama ini Keysa memasakkan makan siang untuknya. Keysa memang luar biasa. Entah hal apa yang sebenarnya tidak bisa dilakukan olehnya. Danu benar-benar tidak bisa berhenti bertanya-tanya mengenai dirinya. Ayu sendiri tiba-tiba bertanya, "Apa mungkin kalian sudah berpacaran? Apa Ibu tidak perlu merencanakan pertemuanmu dengan gadis yang ingin Ibu perkenalkan?"

Danu mengernyitkan keningnya. "Memangnya kita terlihat seperti pasangan kekasih?"

"Dia bahkan membuatkanmu makan siang. Bukankah itu sudah jelas bahwa ia menyukaimu. Selain itu dia juga gadis yang manis, jadi tidak menutup kemungkinan jika kau juga menyukainya," ucap Ayu.

Tanpa sadar, Danu pun berkata, "Dia memang manis."

"Nah, kau sendiri setuju dengan pendapat Ibu," ucap Ayu terdengar bersemangat.

Danu yang tersadar dengan apa yang sudah ia katakan, menampar bibirnya berulang kali. Merasa jika dirinya sudah kehilangan akal dengan memberikan pujian tersebut. Namun, pada dasarnya itu pujian yang memang berhak disematkan pada Keysa. Ia memang sangat manis, hanya saja Danu merasa ia tidak perlu memberikan pujian yang bisa membuat sesuatu berkembang di antara dirinya dan Keysa. Hal yang memang sudah seharusnya ia lakukan.

"Lupakan saja. Itu hal yang tidak sengaja kukatakan, Bu. Untuk masalah seseorang yang ingin diperkenalkan denganku, Ibu bisa membuat janji temuku dengannya," ucap Danu dengan cepat mengalihkan topik pembicaraannya dengan sang ibu.

Bukan Cinta Sendiri (Keysa & Danu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang