Danu & Keysa 38

545 52 2
                                    

Keysa menghela napas, saat dirinya melihat tumpukan berbagai obat sakit kepala yang dibawa oleh Danu. Ternyata Danu datang untuk memberikan obat sakit kepala pada Keysa, berhubung sebelumnya Keysa memang mengatakan jika dirinya merasa sakit kepala dan tidak bisa menemui Danu untuk sementara waktu. Keysa sadar, apa yang dikatakan oleh Adit memang ada benarnya. Lebih baik Keysa jujur pada Danu, bahwa untuk sementara waktu ia tidak ingin bertemu dengan Danu. Keysa merasa sudah kehilangan dirinya sendiri karena tidak berani untuk melakukan hal itu.

Jika saja Keysa jujur, Danu tidak mungkin melakukan hal gila seperti ini. Jelas ini adalah hal yang gila, bagi Keysa. Mengingat Danu menyusup ke dalam kamarnya di tengah malam seperti ini. Untungnya, meskipun terkejut, Keysa tidak menjerit dan lebih dulu mengenali siapa orang yang menyusup ke dalam kamarnya ini. Keysa mengurut pelipisnya pelan saat tiba-tiba merasa pening.

"Mas seharusnya tidak perlu seperti ini. Jika Nenek dan Ayah tahu, mereka pasti akan sagat marah," gumam Keysa sembari meraih salah satu obat.

Namun, Danu tidak mendengar perkataan Keysa tersebut, dan memilih untuk menyentuh pipi Keysa yang masih agak basah karena efek tangisnya tadi. "Apa kepalamu terasa sangat sakit hingga kau menangis seperti ini?" tanya Danu.

Meskipun kini kamar Keysa remang-remang karena hanya diterangi oleh lampu tidur, tetapi Danu masih bisa melihat jika jejak-jejak tangis Keysa. Sementara Keysa sendiri terdiam. Rasanya ia tidak sanggup untuk melontarkan kebohongan sekecil apa pun pada Danu saat ini. Keysa sudah merasa sangat bersalah karena semua yang sudah terjadi, dan Keysa tidak ingin menambah rasa bersalahnya tersebut dengan melakukan kebohongan. Namun, Keysa juga tidak bisa mengatakan kejujuran, yang rasanya terasa begitu sulit untuk ia katakan.

Keterdiaman Keysa tersebut terasa sangat asing bagi Danu. Sebab bagi Danu, Keysa adalah hal yang paling berisik sekaligus hal yang paling menyenangkan baginya. Rasanya ada hal yang hilang ketika Keysa bersikap seperti ini. Seolah-olah, Keysa yang berada di hadapannya bukanlah Keysa yang selama ini Danu kenal. Dengan nada sendu, Danu pun bertanya, "Apa sekarang, kau akan meninggalkanku?"

Pertanyaan tersebut membuat Keysa yang mendengarnya tersentak. Itu adalah pertanyaan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Itu juga bukan pertanyaan yang ia pikir akan diberikan oleh Danu. Itu benar-benar pertanyaan yang sangat tidak terduga. Namun, Keysa sudah pasti memiliki jawaban mutlak atas pertanyaan tersebut. "Itu mustahil, Mas. Aku mencintaimu," jawab Keysa.

Danu mengangguk lalu menangkup wajah Keysa dengan lembut sebelum berkata, "Aku tahu itu. Tapi ada hal yang membuatku merasa bingung, Keysa."

Keysa tidak menanyakan apa pun. Ia menatap Danu dan mengisyaratkan bahwa Danu bisa mengatakan apa pun yang ingin ia sampaikan. "Aku bingung, kenapa kau merasa bimbang Keysa? Kenapa kau bahkan berusaha untuk menghindariku. Apa mungkin karena kejadian itu?" tanya Danu.

Keysa bungkam. Suaranya tercekat, dan dirinya sama sekali tidak bisa menjawab dengan benar pertanyaan tersebut. Lalu Danu menempelkan keningnya pada kening Keysa. "Aku mencintaimu, Keysa. Aku mencintaimu karena kaulah yang memperkenalkanku pada cinta yang sesungguhnya."

"Tapi aku memiliki banyak kekurangan yang membuatmu terkena banyak masalah. Kau banyak dirugikan karena menjalin hubungan denganku," ucap Keysa menahan tangisnya.

Jujur saja, inilah hal yang membebani Keysa selama beberapa hari. Keysa merasa menjadi beban. Keysa memang sangat mencintai Danu, dan membuat dirinya ingin menghabiskan sisa hidupnya bersamanya. Namun, Keysa tidak ingin membuat Danu kesulitan hanya karena mereka bersama. Faktanya, Keysa memang memiliki begitu banyak kekurangan. Bahkan, identitas Keysa sebagai seorang anak yang diadopsi juga tidak pantas untuk bersanding dengan Danu yang memiliki latar belakang yang jelas dari keluarga yang terpandang.

Bukan Cinta Sendiri (Keysa & Danu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang