"Ibu datang lagi?" tanya Danu sembari melangkah menuju dapur bersih yang menyatu dengan ruang makan. Ia tampak membenarkan simpul dasi yang ia kenakan saat duduk di meja makan.
Ayu yang mendengar pertanyaan tersebut menoleh pada putranya. Ia pun menjawab, "Ya, tiba-tiba Ibu ingin membuatkanmu sarapan. Karena itulah Ibu datang."
Setelah semuanya selesai, Ayu pun meminta kedua asisten rumah tangga putranya untuk makan saja. Karena ia sendiri akan sarapan dengan putranya. Tentu saja keduanya berterima kasih dan undur diri untuk makan di area belakang. Sementara kini Ayu melepaskan celemek yang ia kenakan dan duduk di meja makan bersama putranya. Namun, Ayu melihat dengan jelas jika Danu tidak memperhatikan dirinya, dan malah fokus dengan ponselnya.
Hal yang rasanya sangat tidak biasa. Mengingat Ayu sendiri paham betul kebiasaan putranya yang jarang memeriksa ponsel. Terlebih di pagi hari seperti ini. Namun, baru beberapa hari tinggal terpisah, kini terlihat ada banyak perubahan dalam diri Danu. Meskipun ada banyak hal yang mengisi kepalanya, Ayu pun diam dan tidak mengatakan apa pun. Ia menggunakan waktunya untuk mengamati apa yang dilakukan oleh Danu.
Ada beragam ekspresi yang ditampilkan oleh Danu saat bermain dengan ponselnya. Membuat Ayu pun menyimpulkan sesuatu yang menarik. Ia pun menyiapkan sarapan untuk putranya sebelum berkata, "Hm, sepertinya rencana pertemuanmu dengan gadis yang akan Ibu perkenalkan, harus dibatalkan."
Danu pun bertanya tanpa melihat ibunya, "Memangnya kenapa? Apa Ibu sudah lelah berusaha untuk menjodohkanku?"
"Bukan seperti itu. Ibu sama sekali tidak merasa lelah untuk menemukan calon menantu. Tapi, sepertinya itu sudah tidak diperlukan lagi. Bukankah kau sudah memiliki pacar?"
Danu pun seketika mengalihkan pandangannya dari ponsel dan menatap ibunya dengan kedua mata yang membulat. "Pacar? Kenapa Ibu menyimpulkan seperti itu?" tanya Danu tidak paham.
Ayu pun mengendikkan dagunya pada ponsel Danu dan menjawab, "Sekarang kau sedang berbalas pesan dengan pacarmu, bukan? Ibu juga pernah muda, jadi Ibu tau."
Danu lalu mengalihkan pandangannya dan melihat pesan-pesan dirinya dan Keysa. Danu mendengkus. "Tidak. Aku sama sekali tidak memiliki pacar, Bu. Dan mustahil dia menjadi pacarku. Aku hanya cari penyakit jika menjadikannya pacarku," ucap Danu lalu mematikan ponselnya dan fokus pada sarapannya.
Tentu saja Danu tidak boleh membiarkan pembicaraan tersebut berkembang. Karena ia tahu, ibunya pasti akan mencari cara untuk mengetahui siapakah orang yang tengah berbalas pesan dengannya. Jika sampai Ayu tahu, Danu tengah berbalas pesan dengan Keysa, Danu bisa memprediksi apa yang akan dilakukan oleh sang ibu selanjutnya. Danu yakin, ibunya pasti akan sangat heboh dan melakukan banyak hal untuk memastikan bahwa ia dan Keysa bisa menjalin hubungan yang lebih dekat.
"Benarkah? Kalau begitu, Ibu masih bisa melanjutkan janji dengan gadis yang akan Ibu perkenalkan padamu?" tanya Ayu sembari mengamati putranya yang sudah mulai menyantap sarapan buatannya.
Danu tidak segera menjawab, seolah-olah dirinya ragu dengan jawaban seperti apa dirinya harus menjawab pertanyaan tersebut. Namun, pada akhirnya Danu menjawab, "Ibu bisa melakukannya sesuai dengan keinginan Ibu."
Sebenarnya Ayu bisa menangkap keraguan yang terlintas beberapa saat sebelum Danu menjawab. Namun, Ayu kembali memutuskan untuk tidak berkomentar mengenai hal tersebut. Sebab jujur saja, menurut Ayu ini akan terasa sangat menarik jika membiarkan putranya ini terus dengan kekeraskepalaannya. Ayu akan membiarkan Danu terus bertindak seperti ini, hingga ia sadar mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan kesadaran dan betapa pentingnya tidak membuang waktu yang sangat penting jika berkaitan dengan perasaan.
Ayu pun tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, Ibu akan tetap menjadwalkan pertemuan seperti yang sudah Ibu rencanakan."
Danu yang melihat senyuman di wajah ibunya pun berkomentar, "Sepertinya Ibu benar-benar merasa senang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Sendiri (Keysa & Danu)
RomanceKalian pernah merasakan cinta sendiri? Ah, mungkin kalian lebih mengenalnya dengan istilah cinta bertepuk sebelah tangan. Inilah yang tengah dialami oleh Keysa. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan tipe idealnya. Lalu, berakhir merasakan cinta bertepuk...