Keysa & Danu 2

838 52 1
                                    

"Kakak gila?" tanya Adit dengan nada tinggi. Membuat Keysa memejamkan matanya karena merasa telinganya sakit.

Keysa pun mengabaikan adiknya dan memilih untuk menghidupkan komputernya dengan suasana hati yang sangat baik. Adit yang melihat tingkah kakaknya tersebut tentu saja memilih untuk menarik kabel komputer, dan membuat Keysa seketika merasa jengkel. "Hei, jangan mengganggu Kakak terus! Atau Kakak adukan pada Ibu!"

"Adukan saja. Pasti Ibu juga marah pada Kakak. Kakak berhenti kursus dan kini berencana bekerja kantoran?" tanya Adit meminta konfirmasi dari kakaknya.

Keysa mengangguk tanpa ragu sedikit pun. "Ya, Kakak akan bekerja. Memangnya kenapa? Kakak juga seorang lulusan manajemen bisnis dan memenuhi kualifikasi. Karena itulah, kakak lolos penyaringan dan kini mendapatkan panggilan wawancara," ucap Keysa.

Adit memejamkan matanya, berusaha untuk menahan emosinya. Jika sudah seperti ini, kakaknya benar-benar berubah menjadi orang yang sangat menjengkelkan. "Bukan itu maksudku, Kak. Bukankah Ayah dan Nenek juga menyarankan Kakak bekerja di perusahaan keluarga, seperti apa yang aku lakukan? Tapi Kakak menolak, dan memilih untuk mengambil kursus karena ingin membuka restoran dengan Kakak sendiri yang menjadi kepala kokinya. Tapi sekarang Kakak tiba-tiba mengubah keputusan lagi. Apakah Ayah sudah tau?" tanya Adit jelas merasa sangat cemas.

Sebelumnya, Eka juga sudah sangat menentang keputusan Keysa untuk kursus. Padahal, Eka ingin Keysa juga bekerja seperti Adit di perusahaan keluarga mereka. Namun, untungnya atas bujukan Mega dan Liana—nenek Keysa dan Adit—Eka pun mengizinkan Keysa melakukan apa yang ia inginkan. Walaupun jelas dengan sangat berat hati. Karena Eka tetap ingin Keysa memiliki pekerjaan tetap dan mapan di usia muda.

Namun, setelah susah payah membuat sang ayah memberikan izin, kini Keysa tiba-tiba kembali mengubah keputusannya. Jika seperti ini, Adit khawatir Keysa akan mendapatkan kemarahan ayah mereka. Jelas, itu bukan hal yang baik. Mengingat ayah mereka memiliki sifat yang cukup keras. Bisa saja, aka nada hukuman yang diberikan sebagai bentuk konsekuensi atas apa yang sudah dilakukan oleh Keysa ini.

Keysa menyembunyikan kepalan tangannya. Namun, ia menyunggingkan senyuman cerahnya pada sang adik. "Sebelumnya Kakak sudah bilang Nenek kok," ucap Keysa.

"Nenek sudah tau? Lalu apa kata Nenek?" tanya Adit lagi.

"Nenek bilang, Kakak bisa bekerja di mana pun itu asal bukan tempat yang berbahaya atau ilegal. Saat Kakak menyebut nama perusahaan ini, Nenek bilang jika ini perusahaan anak dari perusahaan yang sudah terbukti kualitas dan sejarahnya yang panjang. Menurut Nenek, ada baiknya Kakak bekerja di perusahaan ini untuk mendapatkan pengalaman," jawab Keysa mengingat pembicaraannya dengan sang nenek, Liana.

Adit menghela panjang. Di keluarga ini, orang yang paling lembut dan mau mendengarkan keinginannya dan Keysa, memanglah sang nenek. Jadi, tidak mengherankan jika Liana selalu berpihak pada mereka. Kadang kala, jika ada situasi yang sangat sulit berkaitan dengan hubungan mereka dengan ayah dan ibu mereka, baik Adit maupun Keysa akan berlari untuk meminta bantuan pada nenek mereka yang masih berkharisma di usia senjanya itu.

"Tapi tetap saja, lebih baik Kakak bekerja di perusahaan kita. Jadi, aku bisa melindungi Kakak," ucap Adit.

Meskipun bekerja di perusahaan milik keluarganya sendiri, Adit tidak langsung mendapatkan jabatan tinggi. Ia baru saja lulus kuliah, tentu saja ia belum memiliki pengalaman dalam bekerja langsung di lapangan. Karena itulah Adit memilih untuk bekerja dari posisi yang sama dengan orang-orang yang baru saja mulai terjun ke dunia perkantoran tersebut. Kini, Adit setidaknya sudah mendapatkan pengalaman kerja. Jika Keysa masuk ke perusahaan dan berada di divisi yang sama, maka Adit bisa menjaga kakaknya dengan label sebagai seorang senior.

Bukan Cinta Sendiri (Keysa & Danu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang