"Berhenti mengatakan omong kosong. Sekarang pulanglah selagi aku masih berkata baik-baik," ucap Danu.
"Aku mohon, setidaknya ajak Kak Keysa bicara sekali. Aku yakin, itu bisa membuatnya berubah pikiran." Adit tidak terlihat seperti Adit biasanya yang selalu tenang dan mempertimbangkan langkah yang diambil. Siapa pun di sini bisa menilai, jika jelas-jelas saat ini Adit tengah merasa terdesak.
Danu mendengkus. "Sebenarnya apa yang membuatmu merasa cemas seperti ini? Kakakmu bahkan tidak terlihat keberatan atau tertekan mengenai perjodohan ini. Kau tahu, tadi saja aku bertemu dengannya di mall, dan ia terlihat sangat bahagia dengan pria yang mungkin saja akan menjadi suaminya itu," ucap Danu.
"Tidak, Kakak sama sekali tidak mencintai pria itu. Mana mungkin Kakak bahagia. Itu semua hanya ... topeng."
Danu terdiam, karena dirinya teringat dengan sosok Keysa yang seakan-akan berusaha untuk menutupi sesuatu saat bertemu dengannya di pesta. Namun, Danu tetap tidak bisa mengubah keputusannya hanya dengan mendengar perkataan Adit ini. Memangnya, siapa orang yang bisa mengetahui isi hati orang lain dengan benar? Bahkan, Danu sendiri tidak mengerti dengan betul isi hatinya. Ia tidak bisa mengerti hatinya sendiri. Jadi, bisa saja Keysa memang bahagia menerima perjodohan ini.
"Sebaiknya kau bicarakan ini dengan kakakmu saja. Jangan membuat keputusan di balik punggungnya. Karena bisa saja, ia menerima pertunangan ini dengan senang hati," ucap Danu meminta Adit untuk meninggalkan rumahnya.
Hanya saja, Adit masih tidak mau beranjak dari tempatnya. Kini ia tengah bergantung pada sifat keras kepalanya demi membuat sang Kakak lepas dari belenggu yang memuakkan. "Tidak. Kakak sama sekali tidak bahagia. Ia terpaksa karena Ayah dan ibuku menekannya dengan dalih balas budi."
"Balas budi? Hal yang rasanya tidak perlu dibicarakan di antara hubungan orang tua dan anaknya, bukan?" tanya Danu tidak mengerti.
"Beda hal, karena situasi Kakak tidak seperti itu. Kakak menganggap jika dirinya memang memiliki hutang budi yang bahkan tidak bisa ia balas seumur hidupnya. Karena bagi Kakak, Ayah dan Ibu yang sudah membuatnya hidup dengan layak hingga seperti ini. Ayah dan Ibu sengaja menggunakan hal itu untuk membuat Kakak menuruti rencana perjodohan ini." Danu bisa melihat jika Adit gemetar saat mengatakan kalimat demi kalimat itu. Seakan-kan itu adalah hal yang membuatnya sangat marah.
Adit menjeda kalimatnya beberapa detik. Tampak sangat kesulitan untuk mengatakan kalimat selanjutnya. "Ayah tidak berhak memperlakukan Kakak seperti ini. Hanya karena Kakak adalah anak yang diadopsi," ucap Adit pahit. Ia menunduk dalam, sembari mengepalkan kedua tangannya. Menahan semua emosi yang hampir meledak.
Danu tidak bisa mengenyahkan pembicaraannya dengan Adit yang terus terulang di dalam benaknya. Pembicaraannya dengan Adit sangat terasa mengganggu keseharian Danu, karena ia memang tidak bisa fokus. Untungnya, Danu masih bisa mempertahankan akal sehatnya. Danu berulang kali menahan dorongan gila untuk ikut campur dalam permasalahan tersebut. Jujur saja, Danu memang tidak senang saat mendengar kabar bahwa Keysa dijodohkan. Namun, ia lebih tidak senang saat dirinya mengetahui perlakuan yang diterima oleh Keysa.
Ayu dan Halim yang tengah makan malam bersama putranya itu, bisa melihat bahwa suasana hati Danu sangat buruk. Sejak tiba siang tadi, ekspresinya terlihat sangat gelap. Selain itu, Danu menjawab semua pertanyaan yang ia terima dengan singkat. Seakan-akan dirinya memang tidak berniat untuk memulai pembicaraan dengan siapapun. Ayu memberikan isyarat pada suaminya, dan pada akhirnya Halim pun bertanya, "Apa suasana hatimu buruk karena pertemuanmu dengan gadis yang dikenalkan oleh ibumu tidak berakhir baik?"
Danu meminum airnya dan terdiam sesaat sebelum menjawab, "Tidak, aku sama sekali tidak terganggu mengenai masalah itu. Kami bahkan sudah sepakat untuk menjadi teman saja. Karena dibandingkan menjadi pasangan kekasih, kami lebih cocok menjadi teman berbincang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Sendiri (Keysa & Danu)
RomanceKalian pernah merasakan cinta sendiri? Ah, mungkin kalian lebih mengenalnya dengan istilah cinta bertepuk sebelah tangan. Inilah yang tengah dialami oleh Keysa. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan tipe idealnya. Lalu, berakhir merasakan cinta bertepuk...