Keysa & Danu 19

701 55 4
                                    

Keysa sendiri tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya karena tiba-tiba Danu muncul di hadapannya. Keysa pun bertanya, "Mas—ah, maksudku, Kak Danu di sini?"

"Kak? Kau memanggilku Kakak, dan bukannya Mas? Wah, apa kau memang sangat senang mempermainkan orang lain seperti ini?" tanya Danu dengan kemarahan yang tampak jelas pada sorot matanya.

Keysa menggigit bibirnya sendiri untuk mengendalikan dirinya. Pria yang berdiri di samping Keysa sendiri segera berkata, "Apa pun yang ingin kalian bicarakan, lebih baik tenang dulu. Dan untukmu, tolong lepaskan tangannya. Sepertinya kau menyakiti Keysa."

Danu yang sadar pun melepaskan genggaman tangannya pada tangan Keysa. Lalu Risa sendiri kini sudah berdiri di sisi Danu, tetapi kedua matanya tertuju pada pria yang berdiri di sisi Keysa. Sementara Keysa sendiri terlihat menggenggam pergelangan tangannya yang tadi digenggam oleh Danu. Rasanya cukup sakit karena Danu menggenggamnya dengan terlalu kuat. Tersisa Danu, yang sepertinya masih belum meredakan kemarahannya.

Danu masih menatap Keysa dan berkata, "Jawab pertanyaanku. Apakah kau senang bermain-main denganku?"

Keysa yang sebelumnya menghindari tatapan Danu pun seketika mengarahkan pandangannya pada Danu. Ada sorot kemarahan pada kedua mata Keysa yang menatap tepat pada mata Danu. Tentu saja Danu merasa sangat terkejut dengan apa yang tengah terjadi. Karena sebelumnya, Keysa belum pernah memberikan tatapan seperti itu padanya. Setelah itu, Keysa pun bertanya, "Sebenarnya apa yang tengah Kakak maksud? Dan apa yang membuat Kakak marah seperti ini?"

"Kenapa kau mengubah panggilanmu, dan kenapa selama beberapa hari ini kau menghilang begitu saja? Apa kau tidak berpikir, bahwa menghilang tanpa kabar seperti itu bisa membuat orang lain cemas?" tanya balik Danu merasa sangat jengkel dengan Keysa yang tampaknya tidak menyadari kesalahan yang sudah ia perbuat tersebut.

Keysa pun tersenyum tipis dan menjawab, "Kenapa Kakak marah karena semua itu? Bukankah semuanya adalah hal yang Kakak inginkan? Cobalah ingat, aku hanya melakukan hal yang Kakak minta."

Danu terdiam. Namun, keterdiaman Danu membuat Keysa semakin marah. Ia pun berkata, "Kakak tidak suka kupanggil Mas, bukan? Makanya aku kembali menggunakan panggilan Kakak. Lalu, Kakak juga tidak senang karena aku terus berkeliaran di sekitar Kakak atau pun menghubungi Kakak. Maka aku berhenti melakukan semua hal yang tidak Kakak sukai. Selain itu, apakah Kakak melupakan apa yang kita bicarakan di atap? Kita bahkan sudah saling mengucapkan selamat tinggal."

Kalimat terakhir yang dikatakan oleh Keysa sukses membuat Danu yang mendengarnya tersentak hebat. Tentu saja hal itu sangat mengejutkan bagi Danu. Sebab Danu melupakan hal yang sangat penting seperti itu. Terlebih, itu adalah hal yang sudah Danu tunggu sejak lama. Di mana Keysa tidak akan mengganggunya lagi dan berhenti berkeliaran disekitarnya. Termasuk berhenti mengiriminya pesan. Walaupun Danu tahu itu, tetapi Danu merasa sangat tidak senang. Ini sungguh menyebalkan bagi Danu. Sebab Danu kini tidak mengenali dirinya sendiri.

"Sepertinya sekarang Kakak sudah ingat," ucap Keysa menyadarkan Danu.

Danu pun menatap Keysa yang saat ini sudah menggenggam tangan pria asing yang ada di sampingnya. Tidak perlu waktu lama bagi Danu, untuk menyadari adanya perasaan mengganjal dalam dadanya. "Sekarang, karena Kakak sudah mendapatkan apa yang Kakak inginkan, tolong jangan tiba-tiba bersikap seperti ini. Sebab bisa saja, aku salah mengartikan sikap Kakak ini. Selain itu, mari sama-sama sadar. Bahwa baik aku atau pun Kakak, tidak memiliki hak untuk marah atau ikut campur mengenai kehidupan satu sama lain," ucap Keysa lalu menatap pria yang ia genggam tangannya.

Keysa berkata, "Ayo Kak Bima. Kita harus pulang. Sepertinya aku tidak enak badan."

Lalu keduanya Keysa dan pria bernama Bima itu melangkah pergi menjauh. Meninggalkan Danu dengan gejolak emosi yang tidak ia mengerti. Serta Risa yang berdiri di sisinya yang sejak tadi mengamati dalam diam. Melihat jika Danu larut dalam dunianya sendiri, Risa pun menghela napas dan berkata, "Ternyata, dunia ini lebih kecil daripada yang kukira."

Bukan Cinta Sendiri (Keysa & Danu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang