Danu & Keysa 28

482 48 3
                                    

"Ini dari siapa?" tanya Keysa pada seorang pelayan yang membawa sebuah bingkisan yang asing.

Namun, pertanyaan yang diajukan oleh Keysa tidak dijawab oleh pelayan tersebut, melainkan oleh sang nenek. "Itu dari Bima," jawab Liana.

"Lagi?" tanya Keysa tidak habis pikir.

Liana mengangguk dan tersenyum. Sementara Keysa menggerutu sembari mengernyitkan keningnya. Keysa tidak senang dengan sikap Bima ini. Sebenarnya, Keysa memang tidak keberatan untuk menjadi teman Bima. Sebab ia sendiri cukup merasa nyaman dengan Bima yang ia anggap sebagai kakaknya itu. Namun, entah mengapa semakin lama, Keysa merasa jika Bima tengah berusaha untuk menjalin kedekatan dengan keluarganya. Terutama pada sang nenek.

Contohnya saja, terkadang Bima berkunjung atau bahkan mengirim bingkisan yang disukai oleh Liana. Seakan-akan memang tengah berusaha untuk membuat Liana menyukainya dan memberikan restu untuk mendekati Keysa. Liana jelas memahami hal tersebut, tetapi Liana tidak memberikan respons yang memberikan persetujuan atau penolakan. Sebab Liana memberikan semua keputusan tersebut pada Keysa. Ia memberikan kebebasan pada cucunya itu, untuk memutuskan siapakah pria yang akan menjadi pendampingnya nanti.

"Apa sekarang mau pergi ke rumah Danu lagi?" tanya Liana.

Keysa mengangguk, dan segera mengubah ekspresinya menjadi sangat cerah. "Iya, Nek. Mas Danu kemarin membeli beberapa bibit bunga yang kusuka. Lalu sekarang aku akan menanamnya di taman belakang rumah Mas Danu," ucap Keysa terlihat sangat senang.

Adit yang kebetulan akan ke dapur dan mendengar perkataan kakaknya itu, tentu saja segera mencibir, "Bukannya merawat kebun rumah sendiri, malah merawat kebun rumah orang lain."

Jelas saja Keysa meraung kesal dan memukul adiknya tersebut. Keduanya terlibat dalam perkelahian kecil-kecilan yang segera diabaikan begitu saja oleh Liana. Nenek cantik satu itu memilih untuk melenggang menuju ruangan baca dan beristirahat di sana. Ia memejamkan matanya dan bergumam, "Ah, cucu-cucuku yang manis. Mereka pasti bersenang-senang selagi kedua orang tua mereka tidak berada di rumah."

Benar, Eka dan Mega memang tidak berada di rumah. Keduanya ditugaskan oleh Liana untuk menjadi wakilnya untuk pembukaan cabang salah satu perusahaan mereka di luar kota. Jadi, Keysa dan Adit benar-benar dimanjakan oleh Liana. Keduanya bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan, yang tentu saja harus mendapatkan izin dari Liana. Walaupun tentu, Liana lebih longgar daripada Eka yang mendidik putra dan putrinya dengan sangat ketat serta keras.

Karena itu pula, saat ini Keysa akan berkunjung ke rumah Danu. Sebenarnya Danu berkata jika dirinya akan menjemput Keysa. Namun, Keysa menolak dan kini meminta Adit untuk mengantarnya dengan motor. Toh, Adit juga akan ke luar. Jadi bisa sekalian, atau lebih tepatnya Keysa memaksa adiknya untuk mengantarnya. Karena Adit sebenarnya keberatan Keysa pergi ke rumah Danu. Adit lebih senang Keysa menghabiskan waktu bersama dengannya. Namun, Adit tahu jika dirinya tidak mengatakan itu pada sang Kakak, dan pada akhirnya mengantarkan Keysa sesuai dengan permintaan kakaknya itu.

Keysa tersenyum lebar pada satpam yang baru dipekerjakan oleh Danu. "Pagi Pak Sapto," ucap Keysa.

"Pagi, Non Keysa. Den Danu sudah menunggu di taman belakang," jawab Sapto dengan ramah.

Tentu saja semua orang yang bekerja di rumah Danu sudah mengenal sosok Keysa yang tak lain adalah kekasih dari Danu. Nila dan Rini juga sudah akrab dengan Keysa. Untungnya, karena usia mereka sudah masuk di penghujung empat puluh tahun dan ditambah keduanya adalah pekerja yang dibawa oleh Danu dari kediaman orang tuanya, Keysa tidak merasa gelisah akan keberadaan keduanya di sekitar Danu. Keysa pun memilih untuk akrab dengan keduanya, demi tahu beberapa kebiasaan dari Danu yang belum ia ketahui.

Bukan Cinta Sendiri (Keysa & Danu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang