CHAPTER 11

10.3K 559 39
                                    

Happy reading......

***

"Mungkin, jika aku
dibiarkan untuk memilih,
aku akan memilih untuk tidak
pernah bertemu denganmu."
-Evelyn Azzura Syanalla-
.
.

---

Siapa yang tidak mengenal seorang Evelyn Azzura Syanalla? Mungkin tidak ada yang tak mengenalnya. Mulai dari satpam sekolah, guru sekolah, ibu kantin, bahkan murid sekolah lain pun, semuanya mengenal Evelyn. Sang gadis pembuly.

Evelyn selalu menunjukkan tatapan tajam pada setiap orang. Bahkan disekolah pun juga seperti itu. Jadi tidak jarang jika para junior di sekolahnya memilih untuk tidak menyapa kakak kelasnya yang satu itu. Mereka sungguh merasa takut dengan tatapan Evelyn yang seperti ingin menerkam mereka.

Kebanyakan laki-laki pun juga sama. Banyak sekali yang suka dengan Evelyn. Maklumlah, karena memang Evelyn sungguh cantik dengan kulit yang putih bersih.

Namun mereka memilih memendam perasaan mereka sendiri. Dengan alasan, takut Evelyn menolak atau bahkan merendahkan dan mempermalukan mereka.

Namun, sekarang keadaannya seperti sedikit berubah. Semenjak Evelyn bangun dari koma, dia menjadi tidak sedingin sebelumnya.

Jika dulu, jika ada yang menyapanya, Evelyn tidak pernah mau membalas. Namun sekarang, Evelyn mau membalas sapaan mereka. Meski hanya anggukan kepala tanpa ekspresi. Namun itu sudah termasuk suatu kemajuan dari sikap Evelyn.

Dulu, tidak ada yang mau berteman dengan Evelyn. Dia hanya mempunyai satu teman yang bernama Alisya Anastasya, gadis manis yang cantik dan juga pintar.

Bahkan, dulu cara mereka berteman bukan dengan cara yang biasa. Dulu hanya Alisya yang ingin berteman dengan Evelyn, sedangkan Evelyn tidak. Tapi Alisya tidak menyerah untuk mau berteman dengan Evelyn. Dia terus menerus mendekati Evelyn, mencoba mengobrol dengan Evelyn, bahkan sampai pindah tempat duduk dengan Evelyn. Karena memang, dari kelas satu, dia dan Evelyn berada di dalam kelas yang sama.

Karena terus berusaha, Evelyn akhirnya luluh juga. Setelahnya pun, dia mau berteman dengan Evelyn. Ya...meskipun sikap Evelyn masih saja dingin pada Alisya. Namun, Alisya sudah bersyukur karena Evelyn mau berteman dengannya.

Alisya merasa kagum dengan sosok Evelyn. Dulu, waktu kelas satu, mereka semua disuruh untuk membawa bola plastik saat mos, Alisya lupa membawa bola plastik itu. Namun tanpa dia duga, ada yang memberikannya sebuah bola plastik. Alisya mendongak menatap seseorang yang memberikan bola itu.

"Ini buat gue?" Tanya Alisya ragu.

Gadis itu mengangguk sehingga membuat mata Alisya berbinar. "Makasih ya. Kalau aja nggak ada lo, gue nanti pasti bakal kena hukuman. Eh-kalau bola ini buat gue, terus lo pakai apa?" Tanya Alisya ketika menyadari sesuatu.

"Gue punya dua. Dan satunya lagi masih ada di gue"

"Makasih banget. Lo baik orangnya." Ucap Alisya sambil tersenyum lebar, menampakkan gigi rapinya.

Usai kejadian itu, Alisya menjadi ingin berteman dengan Evelyn. Dan sampai sekarang pun, Evelyn juga sering membantunya. Namun, Evelyn masih saja sama. Jarang menunjukkan Ekspresi bahagianya dan hanya menunjukkan ekspresi datar andalannya.

Namun, sikap Evelyn bisa berubah drastis ketika sedang bersama Langit. Di samping Langit, dia akan menjadi manja. Selalu mencari Langit dan juga selalu mengikuti Langit kemanapun dia pergi.

Hal itu membuat Langit jengah. Dia muak dengan sikap Evelyn yang menurutnya terlalu berlebihan. Dia sering kali mengusir Evelyn dengan kata-kata kasar. Namun, memang dasarnya Evelyn yang keras kepala, maka dia masih gencar mendekati Langit,seolah tidak pernah mendengar kata-kata Langit. Evelyn seakan tidak bisa lepas dari Langit.

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang