CHAPTER 60

5.4K 218 81
                                    

Hai aku balik lagi!.
Ada yang masih nungguin?.

Info : Nama ayah dari janin yang dikandung Alara aku ganti jadi Arion, bukan Arhan lagi.

Budayakan vote sebelum membaca!.

Happy reading.......

>>>-----<<<

"Apa?!."

"Aku hamil, Arion." Ucap Alara dengan menangis.

Cowok bernama Arion itu mengusap wajahnya dengan kasar. "Ck, kok bisa hamil sih?." Tanya cowok itu dengan nada sedikit kesal.

"Aku juga nggak tau. Aku bingung." Ucap Alara seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, berusaha menyembunyikan wajahnya yang telah basah karena air mata.

Arion menatap Alara dengan lurus. "Itu beneran anak gue?." Tanya Arion penuh selidik.

Alara menatap cowok di depannya dengan tatapan tidak percaya. "Maksud kamu apa? Kamu nggak percaya kalau ini anak kamu?."

"Sedikit. Soalnya kita ngelakuin itu cuma sekali. Masa langsung hamil?."

Alara menggeleng dengan air mata yang terus mengalir dari ujung matanya. "Jadi kamu nuduh aku selingkuh? Aku nggak kayak gitu. Aku nggak pernah ngelakuin apapun sama cowok lain! Yang pernah sentuh aku itu cuma kamu!." Ucap Alara dengan perasaan sakit.

"Udah jangan bahas itu lagi! Males gue." Ucap Arion dengan acuh.

"Terus janin aku gimana?."

"Gugurin. Besok gue anterin ke tempat aborsi." Ucap Arion tanpa beban.

Alara melebarkan matanya. "Di gugurin? Nggak, aku nggak setuju!."

"Terus gimana Ra? Kita masih sekolah, gue juga masih mau bebas. Mau bagaimanapun, kita tetap harus gugurin janin itu."

"Enggak bisa! Kamu nggak bisa seenaknya mau bunuh dia. Dia nggak punya salah. Aku nggak mau berdosa karena udah bunuh dia. Ingat, dia ada juga karena kita!." Ucap Alara dengan air mata yang mengalir lebih deras.

Hati gadis itu sangat sakit disaat Ayah dari janin yang dikandungnya menyarankan agar janin itu dihilangkan. Meskipun Alara juga tidak menginginkan janin itu, dirinya juga tidak akan membunuhnya. Dia tidak ingin menambah dosanya yang sudah banyak. Bagaimana bisa dirinya membunuh janin yang tidak bersalah?.

"Terus lo maunya gimana?. Gue bingung, Ra!."

"Aku juga bingung, bukan cuma kamu aja!."

"Udah, sekarang kita pulang aja. Kita nggak bisa terus debat sementara kondisi lo kayak gini. Ayo, gue anterin pulang, kita ngomongnya besok lagi."

Alara hanya bisa mengangguk lemas, lalu bangkit dan mengikuti langkah Arion dengan sesekali mengusap kasar air matanya.

***

"Kamu butuh uang berapa?."

"Dua puluh juta."

Disa melebarkan matanya. "Dua puluh juta, Mas? Aku nggak punya uang sebanyak itu."

"Kamu coba minta sama suami kamu. Dia kan kaya."

"Enggak bisa, kemarin aku udah minta tiga juta sama dia. Masa hari ini mau minta lagi? Aku takut Mas Ardi curiga sama aku." Ucap Disa.

"Plis, aku butuh uang itu. Kalau kamu nggak bisa minta sama dia, kamu bisa ngambil sendiri uang itu. Kamu satu kamar sama dia kan? Aku yakin, di dalam almarinya pasti ada uangnya. Kamu mau kan, cariin buat aku?."

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang