Budayakan vote sebelum membaca!
Happy Reading....
***
Evelyn keluar dari kamarnya dan turun ke lantai satu. Evelyn berjalan cepat saat melewati anak tangga dengan kedua tangan yang sibuk mencepol asal rambutnya sehingga menyisakan beberapa anak rambut di pelipis dan tengkuknya. Bukannya terlihat berantakan, namun Evelyn justru terlihat cantik dan elegant.
Evelyn mengabaikan keberadaan keluarganya yang sedang sarapan bersama di meja makan. Jujur saja, Evelyn sampai sekarang masih merasa kesal dengan papanya.
Evelyn berjalan mendekati kulkas. Membukanya, dan mengambil satu botol yakult miliknya yang berada di dalam kulkas dan kembali menutupnya. Kemudian meminumnya hingga habis.
"Elyn, kamu nggak mau sarapan dulu?" Tanya Disa dengan lembut.
Evelyn memandangnya sekilas tanpa minat. "Nggak." Jawabnya lalu berjalan.
"Mama buatin bekal ya? Mau?" Tawar Disa lagi.
Evelyn kembali menghentikan langkahnya, menghembuskan nafas lelah. "Enggak perlu, saya tidak mau merepotkan anda." Ucap Evelyn tanpa berbalik lalu meninggalkan dapur dengan perasaan kesal.
Sejujurnya, Evelyn sangat mengharapkan kata maaf dari Papanya karena menamparnya kemarin. Namun ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Karena nyatanya, Ardi sama sekali tidak berbicarap apapun bahkan hanya untuk mengucapkan kata maaf saja, papanya tidak lakukan.
Sudahlah Evelyn, berhenti untuk terus berharap!
____
Evelyn berjalan menghampiri Bian yang sudah menunggunya di depan rumah. Dahi Evelyn mengernyit samar.
"Motor kamu baru?" Tanya Evelyn langsung.
Bian melirik kearah motornya. Memang benar jika motor Bian baru. Motor ini dia dapatkan dari hasil keringatnya sendiri.
"Hm."
"Pasti di beliin ayah kamu kan?" Ucap Evelyn sambil menggoda.
Bian mendelik. "Enggak lah, aku beli motor ini pake uang aku sendiri."
"Emang dapat uang dari mana?bKan kamu belum kerja," Tanya Evelyn.
Bian menghela nafas. "Aku udah kerja, kamu aja yang nggak tau." Ucapnya dengan malas.
Evelyn melototkan matanya. "Kamu udah kerja? Kok aku nggak tau? Kamu kerja apa?" Ucap Evelyn dengan satu tarikan nafas.
"Kalau nanya satu-satu ya, aku bingung mau jawab yang mana dulu."
Evelyn meringis. "Maaf, aku ulangi lagi deh. Kamu kerja dimana?"
"Di kantor Ayah."
"Setiap hari kerjanya?"
Bian menggeleng samar. "Enggak sih, aku kadang kesana buat bantuin Ayah kalau kerjaannya lagi banyak."
"Oh, gitu ya." Ucap Evelyn sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Yaudah, mau berangkat sekolah kapan?" Tanya Bian.
Evelyn mengecek jam tangan di tangan kikinya, seketika mulutnya terbuka. "What? Udah jam segini? Sepuluh menit lagi udah mau bel. Ayo cepet!" Ucap Evelyn dan segera naik ke motor besar milik Bian dengan bantuan cowok itu.
"Ayo, gass!" Teriak Evelyn yang sudah duduk di belakang Bian.
"Siap!" Sahut Bian lalu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
____
"Kamu mau nitip apa? Aku soalnya mau ke kantin." Ucap Bian.
Evelyn berbalik menghadap Bian. "Enggak mau masuk kelas? Kamu mau bolos?" Tanya Evelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELYN ANTAGONIST GIRL (END)
Teen Fiction[ Budayakan vote sebelum membaca ] ____________________________ Evelyn Azzura Syanalla, seorang gadis cantik berhati iblis, terkenal sebagai sosok antagonis yang selalu membully siapa saja. Selama dua tahun, dia menghalalkan segala cara demi mendeka...