CHAPTER 58

4.4K 190 55
                                    

Hai!
Kaget nggak dapat notif kalau aku up lagi?
Alhamdulillah bisa up lumayan cepat.

Semoga kalian suka ya!

Budayakan vote sebelum membaca.

Happy reading..........

*****

Upacara pada pagi hari ini berjalan cukup lancar. Hanya ada beberapa anak yang terpaksa meninggalkan upacara karena sakit.

Beberapa anak yang sakit itu kemudian dibawa ke UKS dan akan diberikan perawatan. Salah satu yang berada di UKS adalah Alara.

Iya benar Alara. Gadis itu merasakan pusing dan juga mual, maka dari itu dia berada di sini.

Alara terbaring diam diatas ranjang besi yang berada di bagian pojok. Tatapan gadis itu mengarah lurus pada langit-langit ruangan yang ditempatinya saat ini.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, akhir-akhir ini Alara menjadi kurang sehat, mudah lelah, dan sering merasakan rasa mual yang selalu datang tiba-tiba. Entah apa yang dialami Alara, dia sendiri pun tidak tau. Bahkan sejak pertama sakit sampai saat ini, Alara belum pernah memeriksakan diri pada dokter. Yang gadis itu lakukan adalah membeli obat di apotik dan meminumnya meskipun tidak terlalu rutin.

Alara melihat sebuah kalender yang berada tak jauh darinya. Ini sudah hampir akhir bulan, dan sampai sekarang pun Alara belum didatangi tamu bulanan.

Alara tiba-tiba merasa cemas dan takut, keringat dingin keluar disekitar pelipis dan dahinya.

"Apa mungkin?" Gumam gadis itu dengan sorot mata datar.

Kemudian Alara menggeleng. "Nggak, nggak mungkin. Aku nggak percaya," Ucap gadis itu lagi.

Alara mengambil ponselnya yang berada di saku rok abu-abunya. Gadis itu tengah mengetik pesan pada seseorang.

A❤

Aku mau bicara sama kamu.
Di kafe biasanya, jam tujuh malam.

***

Sementara di lain tempat, Evelyn tengah berdebat dengan Alisya.

"Ini gara-gara lo!" Tuding Evelyn seraya menunjuk Alisya dengan jari telunjuknya.

Alisya menjauhkan tangan Evelyn dengan ekspresi kesalnya. "Mana ada! Ini salah lo sendiri. Kenapa jadi gue?" Ucap gadis itu tidak terima.

"Ya kan lo yang ngagetin gue! Jadi salah lo dong!"

"Tapi yang numpahin kan lo. Jadi ya salah lo." Jawab Alisya dengan bersedekap dada.

"Ck, tapi lo yang buat gue kaget, anjir!"

"UDAH WOY!" Teriak Bian yang sudah muak dengan perdebatan kedua gadis di depannya.

Evelyn dan Alisya diam dengan ekspresi terkejutnya. Alisya melirik kepada sebagian penghuni kantin yang menoleh kearahnya karena teriakan dari Bian.

"Nggak usah teriak kali! Tuh liat, banyak yang liatin kita." Ucap Alisya sedikit lirih.

Bian menghela nafas lelah. "Kalau gue nggak teriak, kalian nggak akan mungkin berhenti." Ucap Bian.

"Lagian ini cuma perkara minuman tumpah, masa gitu doang di ributin sih?"

"Dia duluan tuh yang mulai." Ucap Evelyn seraya melirik Alisya.

Alisya memelototkan matanya. "Kok gue lagi sih?"

"Ya emang-"

"Hust, udah jangan ribut lagi. Ini telinga rasanya panas karena dengerin perdebatan kalian." Ucap Bian seraya mengusap telinganya yang sedikit memerah.

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang