Hai Vren.
Ada yang nungguin cerita ini update nggak?Absen dulu yuk, dengan ketik "hadir" di kolom komentar.
Spam "Aia Cantik" dong buat aku :)
Part ini lumayan panjang, jadi pelan-pelan aja bacanya. Jangan di skip-skip! Oke?
Tandai typo⚠
Happy reading......
---
"Kamu hebat, Langit." Ucap Alara dengan antusias karena kedatangan Langit.
Langit hanya tersenyum tipis seraya melirik kearah Evelyn. Tanpa berkata lagi, Langit mulai berjalan mendekati Evelyn, meninggalkan Alara yang masih dengan senyuman manisnya.
"Evelyn." Panggilnya.
Evelyn yang semula tengah memandangi layar ponselnya langsung mendongak menatap kearah sumber suara. Dahinya berkerut tipis. Langit?
"Iya, kenapa?" Jawab Evelyn dengan raut datarnya untuk menyebunyikan rasa terkejutnya.
"Bisa ngobrol bentar?" Tanya Langit lagi.
Evelyn terdiam sejenak, lalu menoleh kearah Bian yang juga tengah memandangnya.
Langit yang seakan sadar segera mengangkat bicara. "Bian, gue boleh pinjam Evelyn bentar? Gue mau ngobrol sama dia." Ucap Langit.
"Mau ngomongin apa? Disini aja nggak bisa?" Tanya Bian yang merasa tidak suka pada Langit.
"Nggak bisa. Gue mau ngomong hal penting." Ucap Langit bergeleng pelan.
Bian menghembuskan nafas panjang, lalu kemudian mengangguk. "Yaudah boleh. Tapi jangan lama-lama!" Ingatnya pada Langit.
"Iya." Lalu tatapan Langit mengarah kearah Evelyn. "Ayo!" Ajaknya.
Evelyn mengangguk lalu berdiri. "Aku pergi bentar ya, Ian." Pamitnya pada Bian.
Bian membalasnya dengan anggukan ringan. Setelahnya, Langit dan Evelyn segera berlalu dari hadapannya.
Keduanya berjalan sekitar tiga menit, lalu langkah mereka berhenti di taman belakang sekolah. Langit sengaja memilih tempat itu karena sepi.
Langit duduk disebuah bangku besi bercat putih, lalu menyuruh Evelyn duduk disampingnya.
Evelyn hanya menurut dan segera duduk disamping Langit.
Setelahnya kedua remaja tersebut hanya saling diam. Keduanya fokus pada pikiran masing-masing.
Tak terasa sudah tiga menit mereka duduk disini tanpa berbicara apapun. Evelyn juga mulai khawatir jika Bian akan mencarinya.
Evelyn melirik kearah Langit yang memandang lurus kedepan. Tatapan laki-laki itu sangat tenang, berbeda dengan biasanya yang selalu menyiratkan ketidak sukaan yang nyata.
"Lo mau bicara apa?" Tanya Evelyn pada Langit.
Langit menghembuskan nafas panjang lalu mulai menghadap kearah Evelyn. "Gue butuh bantuan lo." Ucapnya.
Dahi Evelyn mengernyit. "Bantuan?"
Langit mengangguk. "Iya. Bunda lagi sakit sekarang. Dan katanya, Bunda mau ketemu sama lo. Dari kemarin bunda nggak mau makan. Gue sama ayah udah coba bujuk, tapi bunda tetep keras kepala. Sekarang, lo mau kan, datang kerumah gue? Siapa tau dengan kedatangan lo, bunda jadi mau makan." Ucap Langit dengan sorot tak biasa yang terpancar dari wajahnya.
Sementara Evelyn diam ditempatnya mencerna semua yang telah dikatakan Langit. Bagaimana ini? Apakah dirinya harus menyetujui permintaan cowok itu? Tapi Evelyn merasa tak pantas. Evelyn bukan lagi bagian dari keluarga itu. Jika dulu Evelyn masih bertunangan dengan Langit, maka sekarang berbeda. Dirinya dan Langit sudah tidak ada hubungan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELYN ANTAGONIST GIRL (END)
Teen Fiction[ Budayakan vote sebelum membaca ] ____________________________ Evelyn Azzura Syanalla, seorang gadis cantik berhati iblis, terkenal sebagai sosok antagonis yang selalu membully siapa saja. Selama dua tahun, dia menghalalkan segala cara demi mendeka...