CHAPTER 44

5.2K 213 30
                                    

Halo Vren.
Aku up lagi nih, ada yang nungguin?

***

Jam berapa kamu baca chapter ini?

Kalian asal kota mana?

Tokoh favorit kalian dicerita ini siapa?

.

Budayakan vote sebelum membaca!

Tandai typo!

Happy Reading...

---

"Langit!"

"Langit berhenti!"

Alara segera mempercepat langkahnya untuk bisa menggapai Langit yang berjalan jauh didepannya. Nafas gadis itu tak beraturan. Sedari ujung koridor tadi dirinya terus berteriak menyerukan nama Langit, akan tetapi, cowok itu menulikan pendengarannya dan malah terlihat menghindarinya.

"Langit, tolong jangan ngehindari aku terus!" Ucap Alara seraya menarik seragam belakang Langit.

"Apa? Gue kecewa sama lo!" Ucap Langit dengan sorot keseriusan.

"Aku ngaku salah, tapi jangan kayak gini. Sampai sekarang, aku itu masih berstatus sebagai pacar kamu. Jadi seharusnya kamu itu ada di pihak aku."

"Kita emang pacaran. Tapi sampai sekarang gue nggak cinta sama lo! Mau gimanapun gue berusaha, gue tetep nggak bisa!" Ucap Langit dengan mengacak rambutnya.

"Kamu kenapa sih Langit, hah? Aku itu udah berusaha buat bikin kamu suka sama aku. Aku udah baik sama kamu. Apa segitu susahnya buat jatuh cinta sama aku?" Tanya Alara dengan tampang memelasnya.

"Gue nggak tau. Gue nggak bisa paksa hati gue!"

"Kamu nggak mikirin aku Langit? Kamu pikir enak berjuang sendirian? Rasanya sakit, Langit." Ucap Alara dengan berkaca-kaca.

"Gue tau Alara, tapi gue bisa apa?!" Tanya Langit dengan frustasi saat mengetahui Alara menangis.

Alara hanya diam saja seraya menundukkan kepala. Punggung gadis itu terlihat bergetar.

Langit mengusap wajahnya dengan kasar. "Oke. Gini aja, lo ngerasain sakit kan? Yaudah, lo bisa pergi. Gue nggak akan nahan lo." Ucap Langit pada akhirnya.

Alara spontan mengangkat kepalanya. "Apa Langit? Kamu nyerah gitu aja? Kamu enak karena kamu enggak ngerasain perasaan aku. Sekarang ini aku cinta sama kamu. Beneran secinta itu sampai aku mau lakuin apapun demi kamu. Tapi apa? Kamu dengan teganya nyuruh aku pergi? Kamu nggak ada hati, Langit!" Ucap Alara dengan berderai air mata.

"Ya terus lo maunya gimana?! Perkataan gue nggak sepenuhnya salah. Gue nggak akan nahan lo buat terus ada disamping gue. Dan lo bisa pergi kalau udah nggak kuat." Ucap Langit.

"Aku mau kamu cinta sama aku. Udah, cuma itu. Sesimpel itu yang aku minta ke kamu, Langit."

Langit menghembuskan nafas panjang. "Itu semua nggak semudah seperti apa yang lo bilang. Gue nggak bisa terus maksa hati gue buat lo. Gue juga nggak bisa bohong terus, karena nyatanya, semakin kesini gue semakin tertarik sama dia."

Alara mengerutkan kening. "Kamu tertarik sama siapa, Langit? Jangan bilang kalau kamu tertarik sama-"

"Ya, Gue tertarik sama Evelyn." Ucap Langit dengan cepat.

Alara membuka mulutnya tak percaya. Dirinya maju dan memukuli dada Langit dengan bruntal. "Tega kamu Langit! Apa kamu lupa sama ucapan kamu dulu, kamu bilang mau lupain Evelyn dan coba buat cinta sama aku. Tapi sekarang apa?"

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang