CHAPTER 47

4.5K 206 35
                                    

Up lagi!
Absen yuk, siapa yang nungguin cerita ini?

Ujian author udah selesai, jadi mungkin kedepannya bakalan rajin up. Doain aja ya guys....

Ramaikan chapter ini dengan vote dan komen kalian.

Tandai typo!

Happy reading.....

---

Pagi ini, Evelyn sudah siap dengan seragam abu-abunya. Setelah selesai mengkikat tali sepatu, Evelyn berdiri dan meraih tas sekolahnya. Dilihatnya bayangan tubuhnya dicermin, seketika dirinya tersenyum tipis.

"Gue cantik banget sih, yaampun." Gumamnya dengan lirih.

Evelyn menyentuh luka di pipinya. Luka itu sudah mulai mengering karena Evelyn sering mengobatinya. Kalian ingat luka itu karena apa kan?

Ngomong-ngomong soal Alisya, Evelyn masih sedikit menaruh curiga pada gadis itu.

"Nanti gue bakalan cek luka itu, kalau ternyata luka itu kayak luka sayatan, berarti fiks Alisya yang udah nyekap gue beberapa hari yang lalu." Ucap Evelyn.

Evelyn mengambil kunci mobilnya dan ponsel diatas nakas, lalu keluar dari kamarnya.

Di perjalanan, hanya ada keheningan didalam mobil yang dikendarai Evelyn. Sesekali Evelyn akan bergumam kecil menyanyikan lagu favoritnya. Dan, setelah berkendara selama sepuluh menit, akhirnya gerbang sekolah sudah terlihat. Evelyn memelankan laju mobilnya, lalu memarkirkannya ditempat khusus kendaraan beroda empat.

***

Evelyn melangkahkan kakinya di koridor yang lumayan sepi, maklum saja, hari masih pagi dan hanya ada beberapa murid yang sudah datang.

Evelyn tidak melangkah menuju kelas, melainkan menuju perpustakaan.

Tidak! Kalian jangan mengira bahwa disana Evelyn akan membaca buku. Lagian Evelyn tidak akan mau melakukan hal itu. Evelyn kesana hanya ingin numpang tidur. Lumayan kan, perpustakaan adalah ruangan ber-ac, selain itu tempatnya juga tenang dan damai. Jadi itu akan mempermudah tujuan Evelyn untuk tidur tanpa ada gangguan.

Evelyn memasuki ruang perpustakaan tanpa mengucap salam. Lagian belum ada orang yang datang di jam sepagi ini. Gadis itu berjalan menuju bangku belakang dan mendudukkan dirinya disana.

Evelyn mengelusrkan earpods dari saku bajunya, dan menaruhnya di telinga sehingga lagu dengan tempo pelan mengalun begitu saja. Evelyn mengubah posisinya menjadi tidur dengan berbantalkan kedua tangannya.

Lihat kan, memang benar apa yang dibilang Evelyn tadi. Ruangan ini sangat tenang sampai bisa membuat Evelyn tertidur dengan cepat.

***

"Elyn dimana?"

Alisya menoleh dan memasang muka sewot. "Ngapain lo nanyain Evelyn? Bukannya lo benci sama dia ya?"

Langit menghela nafas. "Gue udah nanya baik-baik, apa salahnya sih lo jawab." Protes cowok itu.

"Ck, gue nggak bakal baik-baikin orang yang udah sakitin sahabat gue. Dan lo, lo adalah orang yang jadi sebab dari penderitaan yang Elyn rasain. Sekarang gimana rasanya jilat ludah sendiri? Lo nggak ingat peribahasa dari benci jadi cinta? Sekarang lo ngalamin itu kan? Lo udah jatuh cinta sama orang yang sangat lo benci. Lo jatuh cinta sama Elyn."

"Tapi jangan harap gue bakal ada di pihak lo! Mending sekarang stop cari Elyn. Dia udah punya Bian. Harusnya lo ngerti dan berhenti buat ganggu Elyn!"

"Gue nggak bakal berhenti. Gue mau Elyn."

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang