CHAPTER 32

5K 209 50
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!

Happy reading....

***

Bruk!

Evelyn masih mematung di tempatnya, dirinya maju dua langkah mendekat ke Alara yang terbaring di lantai. Tangannya bergetar.

"Alara.." Lirihnya.

"Aaaaa..........." Teriak seorang gadis yang baru saja masuk kedalam toilet perempuan. Yang pertama gadis itu lihat adalah Evelyn yang berdiri menjulang dihadapan Alara yang tergeletak dengan kondisi penuh luka. Gadis yang sepertinya adalah anak kelas sepuluh itu mundur perlahan dengan menggelengkan kepalanya menatap dengan tatapan tidak percaya kearah Evelyn.

Tanpa berkata, gadis itu berlari berbalik dengan berteriak sangat keras.

"AAAAAAA.......... ADA YANG MAU DIBUNUH DI DALAM TOILET...."

Deg!

Evelyn mematung di tempatnya, demi apapun, dirinya tidak bisa berfikir untuk saat ini. Otaknya masih blank.

"Gue nggak apa-apain Alara...." Lirih Evelyn dengan menggelengkan pelan kepalanya.

Seketika, toilet perempuan di penuhi oleh banyak murid yang ingin tau. Mereka menutup mulut tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Diantara banyaknya murid disana, ada Langit yang berdiri dengan sorot tajamnya. Tanpa pikir panjang, Langit segera mendekat kearah Evelyn.

"Gue nggak nyangka kalau lo segitu bencinya sama Alara sampai-sampai lo buat dia jadi kayak gini!" Bentak Langit di hadapan Evelyn.

"Alara ada salah apa sama lo?! Hah?! Segitu dendamnya lo sama dia?" Bentak Langit lagi.

Evelyn masih setia memandangi Alara yang tergeletak di lantai seraya menggelengkan pelan wajahnya. Mulutnya terus menggumamkan kata yang sama sedari tadi.

"NGOMONG, BANGSAT! JANGAN DIAM AJA!" Teriak Langit di depan wajah Evelyn.

Evelyn tersentak dan mundur ke belakang. "E-enggak, G-gue nggak lukain Alara. D-dia...dia yang udah lukain dirinya sendiri."

Langit menggeram marah melihat Evelyn yang masih tidak mau mengakui kesalahannya. Langit maju satu langkah, langsung saja dirinya menampar Evelyn dengan sekuat tenaga.

Plak!

Kepala Evelyn terhempas ke samping. Matanya seketika memanas merasakan pipinya yang terasa panas dan kebas. Dirinya tetap diam di posisinya.

"Gue nggak salah..." Gumam Evelyn seraya menunduk dengan tangan yang memegangi pipi kirinya.

"Anjing, lo! Gue benci sama Lo, Evelyn!" Teriak Langit sekali lagi.

"Gue nggak ngapa-ngapain Alara. Dia yang udah jebak gue. Dia lakuin itu supaya semua orang benci sama gue!"

"Nggak usah alasan, lo pikir gue percaya? Lo itu licik Evelyn. Sekarang lo puas kan, liat keadaan Alara yang kayak gini? Hah?! Lo emang nggak punya hati, lo jahat!"

"Gue nggak salah! Gue nggak lakuin apapun! Gue berani sumpah kalau bukan gue yang lakuin itu!" Bantah Evelyn.

"Selain jahat, lo juga pembohong ya. Emang kalau bukan lo, siapa lagi?"

"Alara, Dia yang udah lukain dirinya sendiri. Bukan gue!"

"Anj-"

"APA HAH?! NGGAK USAH SALAHIN GUE TERUS! GUE NGGAK SALAH!"

"Enggak usah ngelak, BEGO!"

"CUKUP!" Ucap Pak Dion yang baru saja datang di tengah kerumunan. Beliau segera saja menjauhkan Langit dari Evelyn. "Tenang, Langit, kamu jangan emosi."

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang