CHAPTER 63

5.3K 165 10
                                    

Hai.
Jam berapa kalian baca ini?

Kalau ada typo bilang ya! Soalnya ini nggak aku revisi dulu.

Happy reading.......

***

Disa terbangun dari alam bawah sadarnya. Wanita itu langsung terduduk dengan nafas memburu. Disa menatap ke sekitarnya, sedang berusaha menyadari dimana dirinya berada saat ini.

"Anda sudah sadar?"

Disa menghentikan tatapannya pada dia orang polisi yang berdiri tak jauh darinya. Tiba-tiba saja Disa mengingat bahwa dirinya telah tertangkap.

Saat hendak bangun untuk kabur, Disa meringis merasakan rasa sakit di kakinya. Wanita itu menunduk menatap kakinya yang terlilit perban putih.

"akh! Kaki saya!" Teriak Disa lalu menangis.

"Sakit, kenapa anda menembak saya, saya nggak mau masuk penjara, saya nggak bersalah." Rancau wanita itu dengan menangis tersedu-sedu.

Polisi tersebut menundukkan kepala. "Maaf, sebelumnya kami sudah mengancam anda, tetapi anda sama sekali tidak mau berhenti. Jadi kami terpaksa menembak. Mohon maaf." Ucap polisi tersebut dengan sopan.

Polisi itu melihat Disa yang menunduk dalam denhan tangan yang menutupi wajah. Wanita itu menangis. Namun anehnya, tak lama kemudian suara tangisan itu mendadak berubah menjadi suara tertawa.

"Hihihihi." Lirih Disa.

Polisi tersebut saling pandang, mendadak panik saat mendengar bahwa wanita itu tertawa pelan.

"Saya nggak bakalan masuk penjara. Mas Riko pasti jemput saya setelah ini. Hahaha." Ucap Disa tertawa dengan sisa air mata di wajahnya.

Tatapan wanita itu mengarah pada polisi. "Berani sekali kalian menembak saya. Saya akan balas kalian nanti. Hihi."

"Ahahaha, ah iya, hari ini kan ada arisan rutinan. Saya harus segera kesana." Ucap Disa lalu hendak turun dari tempat tidur.

Sebelum Disa kabur, kedua polisi tersebut menahan wanita itu. Disa terus memberontak. "Lepas! Saya mau pergi arisan. Semua teman saya sudah menunggu! Lepaskan!" Ucap Disa seraya mendorong kedua polisi tersebut.

"Saudara Disa! Tolong berhenti. Anda tidak boleh pergi karena sekarang Anda adalah tahanan."

Mendengar sepenggal kalimat itu, Disa seketika mematung, setelah itu kembali menangis.

"Huhuhu, saya seorang tahanan? Tidak mungkin. Saya nggak salah apa-apa. Kenapa kalian menangkap saya?"

"Apa kalian menembak saya atas perintah anak ingusan itu? Huh! Kenapa kalian percaya padanya. Anak itu cuma bicara omong kosong! Mana anak itu? Hah? Biar saya bunuh sekarang!"

Polisi kembali menahan saat Disa hendak kabur. Entahlah apa yang terjadi padanya, sepertinya wanita itu mengalami masalah pada kesehatan mentalnya.

Disa kembali mengamuk, kali ini yang dilakukannya adalah dengan menjambak rambutnya sendiri dengan berteriak seperti orang kesetanan.

"Akh! Dasar anak kurang ajar! Saya akan bunuh kamu! Aaaaakkkhhh!" Ucap Disa dengan terus berusaha menyakiti dirinya sendiri.

Polisi tidak tinggal diam, segera saja salah satu dari mereka memanggil dokter untuk datang.

Tak lama kemudian, Dokter pun datang. Tanpa menunggu lebih lama lagi, dokter tersebut berusaha menyuntikkan obat tidur pada Disa. Akan bahaya jika wanita itu dibiarkan untuk terus menyakiti dirinya sendiri.

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang