"Haechannnnn!" Zoyna berteriak ketika memasuki kelas.
"Loh Haechan belum datang?" ucap Zoyna ketika mendapati kursi Haechan yang masih kosong.
"Kayak gak tahu Haechan aja," itu suara Mark, "dia kan suka telat, datang lama pulangnya mau cepat." lanjutnya.
"Renjun belum datang juga?"
"Udah tadi, lagi ke kelas 10 nemuin Jisung,"
"Jisung yang tinggi itu kan?"
"Iya, lo kenal?"
"Enggak, pernah lihat aja waktu upacara kepalanya kelihatan dari jauh."
"Iya sih, dia emang tinggi banget, padahal masih kelas 10."
"Eh, tapi lebih tinggian Om Johnny gue lagi Mark," ujar Zoyna bersemangat.
"Om Johnny mulu yang lo bilangin, yang lain kek, bosan gue dengarnya, bosan!" sambung Haechan muncul dari belakang.
"Eh, tumben lo gak telat?"
"Iya dong, lihat tumpangan gue." Haechan menunjuk Chenle dengan penuh bangga.
"Di jeput naik alphard gue anjir, emak gue mangap terus lihatnya." jelas Haechan membuat Mark tertawa.
"Dih, mulai-mulai lo recehnya, gue kan gak lagi bercanda." celetuk Haechan, bukannya berhenti namun Mark malah semakin tertawa hingga kakinya mleyot.
Sudah biasa.
"Eh Chenle, punya om yang kaya gak?" tanya Zoyna pada Chenle.
Chenle diam seolah berfikir, mengingat-ingat pamannya, "Ada kak."
"Kenalin gue dong."
"Tapi udah tua semua om om aku,"
"Dih, gak jadi lah. Emang om Johnny yang terbaik."
"Johnny teros lo! Lama-lama nih kursi melayang ke wajah lo!" ancam Renjun yang baru masuk bersama Jisung, ia bersiap melempar kursi ke arah Zoyna. Zoyna segera berlari bersembunyi di belakang Chenle.
"Nih, lempar sini, berani lo ngelempar anak bungsu kaya raya?" tantang Zoyna.
"Sabar njun, jangan ngegas, gak baik buat darah lo." Aira yang baru datang mengelus bahu Renjun mencoba menyabarkannya.
"Eh, kak. Kak Aira kan?"
"Loh, lo ngapain di sini sung?" alis Aira tertaut melihat tetangganya ada di sini.
"Lagi ada urusan sama Renjun hyung." Aira hanya mangut-mangut mengerti.
"Eh Chan!" Zoyna menepuk bahu Haechan membaut sang empu mendelik, "apa?" jawabnya dengan galak.
"Dih, galakan. Lain kali jangan kasih tumpangan Le, kasiaan lo dimanfaatin."
"Eh, gak papa tahu kak. Kalau Hyung Haechan ke rumahku makanan di rumah langsung habis, jadi gak mubajir kaya biasanya." terang Chenle mengundang tawa semuanya.
Zoyna tertawa paling puas, "anjir, gue ngakak tolong!" ia terbahak-bahak sambil memegang perutnya.
"Ketawa terus lo! Ketawa monyet! Tahan gue Njun! Tahan, gak bisa banget gue di giniin!" ujar Haechan mendrama membuat Zoyna semakin ngakak bergabung dengan Mark yang memang sudah terpingkal-pingkal.
"Eh apa nih ribut-ribut? Gak dengar bel masuk apa?" tanya Jaemin yang baru datang bersama Jeno.
"Tuh kan, gue curiga sama dua orang ini! Kenapa kalau datang berdua mulu?" tanya Haechan meneliti.
"Lah, emangnya kenapa? Kan cuma datang sama doang?" Balas Jaemin.
"Lo berdua mencurigakan anjir! Apalagi si Jeno, senyum mulu." celetuk Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Sugar Daddy-Johnny
FanfictionUntuk 17+ tahun ke atas Konflik ringan. ............................................................. "Om, tahan berapa lama?" "Hah?" Dia tak salah dengar kan? Mata Johnny membulat kaget saat mendengar pertanyaan itu dari seorang gadis dengan seraga...