8- Why?

3.9K 186 8
                                    

"Zoy! Lo kemana kok gak sekolah tadi?"

Mendengar pertanyaan dari sebrang telpon membuat Zoyna terdiam sesaat.

"Zoy!"

"Eh iya chan, kenapa?"

Iya, yang menelpon adalah Haechan. Sekedar bertanya kenapa Zoyna hari ini tak masuk sekolah tanpa keterangan.

"Aneh banget, gue tanya kenapa lo gak datang?!"

"Hehe, gue tadi lagi gak enak badan, makanya gue gak datang." dustanya, ia tak mau membuat teman-temannya khawatir jika tahu ada bekas merah di pipinya. Memang jika di lihat sekilas tak kelihatan, namun jika teman-temannya tak mungkin tidak menyadari pipinya yang sedikit membengkak.

"Gak enak badan? Lo sakit? Lo dimana sekarang?" cemas Haechan.

"Siapa Chan?"

"Awas Njun! Gue lagi telpon bareng Kinder-Zoy!"

Terdengar pergulatan suara di sebrang sana, "nama gue Zoyna ya! Bukan kinder Zoy!" protes Zoyna. "Lo lagi bareng Renjun Chan?"

"Zoy! Share loc Zoy! Gue mau main ke rumah lo." teriak Renjun.

"Njun! Teriak gak usah di kuping gue!"

Zoyna terkekeh, mendengar suaranya saja Zoyna sudah tahu pasti mereka sedang bergelut di sebrang sana.

"Lo lagi bareng Renjun, Chan?"

"Sana lo-" "iya Zoy, ini gue lagi bareng Renjun, Chenle, Jisung---sama katanya Mark, Jeno, Jaemin mau nyusul."

"Gue kok gak di ajak sih?"

"Lo mau ikut? Lo kan lagi sakit, makanya jangan sakit, lihat nih gue jalan-jalan, di traktir tuan muda Zhong lagi!" bangga Haechan.

"Bilangin sama Chenle, di bungkus satu ya buat gue."

"Aman itu, lo sekarang lagi di mana?"

"Apartement, kenapa?"

"Ntar gue nyusul antar pesanan lo, lo jangan lasak-lasak ya, oh iya, gue juga udah suruh Renjun kabarin Aira buat ke apart lo."

"Ngapain Chan? Gue gak papa kok, palingan besok udah sembuh."

"Di bilangin jangan batu!"

Zoyna menghela nafasnya, meski kadang Haechan terlihat seperti tidak punya ahlaq, tapi sebenarnya dia adalah teman yang Care pada sahabat-sahabatnya.

"Yaudah, terserah lo."

"Ini pasti karena lo mikirin om Joni-joni itu, tuh!"

"Ih, mana ada hubungannya!"

"Chan! Login buru!"

"Iya, sabar ngab."

"Udah dulu ya Kinder-Zoy! Gue mau mabar, bye. Semoga cepat mati."

"Ih, anjir! Ngomong gak di filter. Bye."

Sambungan telpon terputus, Zoyna langsung meletakan kembali ponselnya di naskas, merebahkan tubuhnya di atas ranjang nyaman yang membuat tubuhnya yang lelah merasa rileks sebentar.

Ia tak menyangka, badannya akan sesakit ini. Ini memang bukan pertama kalinya bagi Zoyna kerja paruh waktu. Karena tak enak meminta lebih kepada ayahnya dan Mamanya suka meminta uang denganya terpaksa Zoyna harus berkerja. Uangnya kadang ia simpan untuk membeli kebutuhannya dan uang jajannya. Ia tak mau mengganggu kebahagiaan keluarga baru Papanya, dan tak mau juga mengusik kesibukan Mamanya.

I Need Sugar Daddy-JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang