Bab 33

2.2K 133 25
                                    

"Baby..." Panggil Johnny penuh kerinduaan saat melihat Zoyna berlari tergesa-gesa mengampirinya yang masih berdiri di luar pagar.

"Mbok bukain pagarnya." Titah Aira yang merasa tak enak dengan Johnny karena membiarkannya menunggu di luar rumah.

"What are you doing daddy? Kenapa nyusul kesini?"

"I'm missing you." Ujar Johnny merangkul Zoyna, sedangkan Aira yang melihat itu pura-pura tak melihatnya.

"Halah, si om-om bisa aja modusnya. Btw boleh ga kalau om jo join juga Ra?" Izin Zoyna pada Airi yang sejak tadi dengan kikuk menatap mereka.

"Asal ga lo bawa ke kamar boleh.".jawabnya setelahnya berjalan masuk.

"Anjir! Ngapain di rumah lo kalau mau begituan bego. Mending di hotel, banyak pilihan tempat!"

Zoyna menarik tangan Johnny yang sejak tadi entah mengapa hanya memeluknya saja, sangat erat tak ingin terlepas.

"Ayo masuk om." Ajaknya yang segera di angguki Johnny.

Johnny dapat melihat ruangan santai rumah Aira yang sudah layaknya basecamp mereka. Ada Renjun, Aira, Haechan dan Airi yang duduk anteng disamping Haechan memainkan ponsel cowok itu.

Melihat Johnny yang datang membuat fokus Airi yang tadi sibuk membajak ponsel Haechan beralih ke pria dewasa penuh wibawa itu.

"Om, mau ga jadi pacar Airi? Soalnya om keliatan kaya."

"Heh! Enak aja, cari om-om lain lah. Yang ini punya gue!" Protes Zoyna tak terima. Johnny yang baru mendudukan dirinya pada sofa hanya bisa tertawa kecil. Zoyna segera merangkul pria itu dan melayangkan tatapan sinisnya pada Airi yang ingin mencalonkan diri merusak hubungan Zoyna dan daddy kesayangannya.

"Tapi Airi sukanya om-om yang kaya gini kak," celetuk Airi menunjuk Johnny.

"Lo masih kecil Ri, belum segede gue yang bisa menarik perhatian om-om ini." Balas Zoyna, ia merangkul Johnny dengan wajah penuh kemenangan berhasil membuay Airi kesal setengah mati.

"Emang kakak itu siapanya?"

Njir... Ini bocil kok makin belagu ya makin lama.

"Masa depannya lah, dari pada kamu masa kelamnya."

"Masa depan? Emang om mau punya masa depan kaya Kak Zoyna? Badannya kurus, makanya banyak, dosannya numpuk."

"Anjing." Umpat Zoyna.

Haechan tak kuasa menahan tawanya. jujur saja dadanya terasa panas dan terhimpit melihat Zoyna yang terlihat begitu dekat dengan Johnny. Namun ia menciba untuk mengikhlaskan. Bukankah cinta terbaik itu adalah mengkhilaskan cinta yang tidak dapat dimiliki?

Zoyna menatap ke arah Haechan, sudah lama ia tak melihat tawa itu. Apa Haechan sudah memaafkannya atau belum?

"Hujat terus Ri!" Bisik Haechan membuat bocah itu mendengus dan segera memukul Haechan, tentu saja Haechan dengan cepat menghindar.

"Eit... Ga kenak!" Ledeknya membuat Airi mendengus kesal.

"Ihhh! Kak Haechan! Kenapa sih suka gangguin Airi? Udah Airi bilang tipe Airi om-om!"

"Dih, siapa juga yang suka sama bocil cebol banyak makan kaya lo!" Ledek Haechan sendari tertawa.

"Ngomong-ngomong tentang makan, mau makan apa?" Tanya Airi selaku tuan rumah.

"Delivery aja saya yang bayar." ujar Johnny.

Haechan yang sedang menjahili Airi langsung menghentikan kegiatannya, "nah gitu dong om, jangan jajanin Kinderzoy aja. Kita temennya sesekali harus kena cipratan bau-bau uang daddy sugarnya dong." Celetuk Haechan dengan bangga.

I Need Sugar Daddy-JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang