Zoyna berlari keluar dari rumah Haechan, ia melihat kebelakang apa cowok itu mengejarnya atau tidak.
"Dasar goblok! Haechan Goblok!" umpatnya.
"Sudah?" tanya Johnny saat melihat Zoyna tampak mendumel-dumel tidak jelas di luar jendela.
"Kok om ga balik sih?" tanya Zoyna sambil memasuki mobil.
"Saya takut terjadi apa-apa ke kamu."
"Ga mungkin dong om, kan saya cuma ke rumah Haechan doang." terang Zoyna.
Johnny memperhatikan Zoyna, "terus kenapa kamu keliatan kesal?"
"Eh?!" sentak Zoyna, "keliatan kah?" tanyanya.
Johnny hanya mengangguk seraya menatapnya serius, Zoyna menurunkan cermin di atas dashboard mobil dan mekihat wajahnya sendiri.
"Engga tuh, iiii..." ia menyengir menghadap ke Johnny, membuat Johnny gemas sendiri terhadap gadis itu. Tangannya bergerak sendiri sampai tanpa sadar mencubit pelan pipi Zoyna.
"Ciee cubit-cubit." goda Zoyna. Johnny hanya tersenyum kecil.
"Saya kan Daddynya, bukan cuma cubit. Saya juga bisa yang lain." terang Johnny terdengar ambigu.
"Eh?! Yang lain ngapain?!" seru Zoyna yang pikirannya sudah melayan entah kemana-mana.
Johnny hanya menatapnya dengan penuh arti membuat pikiran Zoyna semakin melayang-layang, niat hatinya ingin menggoda Johnny malah ia yang tergoda dengan ke hot an Johnny yang selalu melemahkannya.
"Sabuk pengamannya di pake dulu." Zoyna tersentak kecil saat pria itu mendekat.
"Kenapa Zoyna?" heran Johnny.
Zoyna menggeleng kecil, "gak--- gak papa om." terangnya. Johnny dapat membaca wajah gadis itu yang menyembunyikan sesuatu.
Tak ingin bertanya lebih dan membuat Zoyna tak nyaman Johnny hanya mengaanguk kecil, "yasudah."
"Kamu balik kerumah sebentar ya, saya mau pergi ke kantor. Ada urusan penting." terang Johnny. Tanpa melirik Zoyna mengangguk kecil.
Pikiran Zoyna saat ini melayang, mengingat kembali saat ia memasuki kamar milk Haechan tadi. Tanpa sengaja ia membaca isi buku yang terbuka di atas tempat tidur, dan ia tak percaya dengan apa yang ia baca.
Seandainya lebih cepat, mungkin kisahnyatak begini jadinya. Ia terlalu malu untuk mengatakan pada Haechan bahwa ia juga pernah punya rasa yang sama pada cowok itu. Ia sudah terlalu melangkah jauh untuk kembali lagi pada Haechan. Sudahlah cukup ia pikir punya Johnny di sisinya.
Ia benar-benar merasa bersalah, seandainya ia dulu sedikit saja berusaha untuk Haechan, sedikit saja lebih peka terhadap perasaan cowok itu. Saat ini dia menjadi orang terjahat karena sudah menyakiti Haechan seperti itu.
Sepanjang perjalanan Zoyna hanya diam, pikirannya di penuhi akan rasa bersalahnya pada Haechan. Ia tak tahu harus apa, dan apa mungkin ia dan Haechan bisa bersikap seperti biasanya setelah semua ini.
Cowok itu terlalu bodoh, kenapa begitu pintar menyembunyikan perasaan. Kenapa dia begitu pasrah saat Zoyna mengrjar Johnny?
"Kamu masuk kedalam dulu ya, saya antar sampai sini aja." terang Johnny yang dejak tadi memperhatikan raut wajah Zoyna sembari menyetir.
Zoyna hanya mengangguk kecil.
Johnny tersenyum, Zoyna yang penurut sangat menggemaskan.
"Jangan terlalu banyak berfikir yang tidak-tidak." ujar Johnny, sentuhan di pucuk kepala Zoyna membuat darah gadis itu berdesir. Ia hanya tersenyum kecil membalas perlakuan hangat Johnny.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Sugar Daddy-Johnny
FanfictionUntuk 17+ tahun ke atas Konflik ringan. ............................................................. "Om, tahan berapa lama?" "Hah?" Dia tak salah dengar kan? Mata Johnny membulat kaget saat mendengar pertanyaan itu dari seorang gadis dengan seraga...