"Kamu kenapa?" tanya Johnny heran, karena sejak memasuki ruangan ini hanya mendapati suasana hening. Zoyna yang biasanya pecicilan dan tak bisa diam saat ini duduk tenang di atas bankarnya.
Sebuah kejadian langka yang jarang terjadi. Namun, seakan menyadari ada sesuatu yang terjadi. Johnny segera melabgkah mendekat, ia dapat melihat pandangan Zoyna yang sepertinya sedang memendam sesuatu.
"Ada masalah?" tanya Johnny. Ia buru-buru meletakan makanan yang tadi sempat ia beli.
Masih belum ada respon, Zoyna hanya menatap lurus kedepan.
"Zoyna..." panggil Johnny lembut, "lihat saya." suruhnya. Ia menangkup kedua pipi gadis itu sehingga kini pandangan Zoyna sudah teralih ke arahnya.
"Apaan sih om, ga ada apa-apa tahu." terang Zoyna dengan nada yang seperti biasanya, ia menurunkan tangan Johnny dri pipinya. Namun matanya tak bisa berbohong, masih tersirat sesuatu disana.
Johnny menggeleng kecil, "kamu ga bisa bohongin saya." ujarnya.
Zoyna diam, wajahnya kembali mendatar seperti semula.
"Kalau kamu belum mau kasih tahu saya tidak apa-apa Zoyna."
Tatapan Zoyna lurus menghadap depan, tak butuh waktu lama air mata tiba-tiba jatuh mrmbasahi pipinya. Johnnu yang melihat itu seketika panik dan langsung terkesiap.
"Kamu kenapa... Hei?" tanya Johnny dengan cemas.
Zoyna menangis tersendu-sendu, "huaaaa hiks...." tangisnya pecah begitu saja saat Johnny bertanya-tanya. Johnny memeluk gadis itu berusaha memberikannya ketenangan.
"Aku mau pulang." regek Zoyna.
"Pulang?" tanya Johnny lagi.
"Aku ga mau disini, ada mama jahat." tangis Zoyna. Ia kembali merengek layaknya anak kecil yang meraung.
"Kenapa sama dia?" tanya Johnny lagi, rahangnya mengeras kembali mengingat semua kelakuan jahat Fania mama Zoyna.
Zoyna yang merasakan Johnny menegangkan ototnya segera melepaskan pelukan mereka, "om!" panggilnya dengan wajah yang di basahi oleh air matanya.
"Jangan marah sama mama, tapi Zoyna ga mau lagi jumpa mama." terang Zoyna. Tatapan Johnny yang tadi sempat menajam berubah kembali melembut saat melihat wajah Zoyna.
"Jadi kamu mau kemana sayang?" tanya Johnny. "ke papa?" lanjutnya.
"Engga. Ga mau. Papa udah bahagia sama keluarga barunya, aku ga mau jadi penganggu lagi di antara mereka."
"Jadi kamu maunya kemana?" untuk kedua kalinya Johnny bertanya dengan sabar, menghadapi sifat manja dan rengekan Zoyna padanya.
"Engga tahu, kira-kira ada ga panti asuhan yang mau pungut anak kaya aku?" pertanyaan polos yang keluar dari mulut Zoyna seketika membuat Johnny ingin tertawa, namun ia tahan karena melihat wajah sedih Zoyna.
"Ihhh om! Aku serius tahu. Aku ga tahu mau tinggal dimana lagi." protesnya. Ia sadar Johnny sedang menahan tawanya.
"Ekhem!" Johnny menetralkan suaranya.
"Emang kamu mau ngapain di panti asuhan?" tanya Johnny serius.
"Saya bisa bersih-bersih, ngepel, makan, tidur, masih banyak deh. Tapi kalau masak saya ga bisa." Terang Zoyna tak kalah serius.
"Emang ada panti asuhannya mau terima kamu?" tanya Johnny.
'Plak!' Johnny menerima satu pukulan di bahunya. Sebenarnya tak sakit, namun ia meringis mendramatisis suasana.
"Aduh, sakit tahu baby." adunya merengek dengan nada yang di buat manja. Zoyna tak tahan melihat itu.
"Ih om jangen modus yang ngelendot kesaya!" protes Zoyna karena Johnny menyenderkan wajahnya ke bahu gadis itu, ia juga mendekat pada leher Zoyna sehingga Zoyna merasa kegelian.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Sugar Daddy-Johnny
FanfictionUntuk 17+ tahun ke atas Konflik ringan. ............................................................. "Om, tahan berapa lama?" "Hah?" Dia tak salah dengar kan? Mata Johnny membulat kaget saat mendengar pertanyaan itu dari seorang gadis dengan seraga...