"Pak, bapak harus segera ke kantor. Ada kunjungan dari kator pusat dan Tuan Seo ingin mengunjungi anda secara langsung." beritahu Doyoung dengan wajah frustasinya. Sejak tadi bos sekaligus sad boy korban bucin itu mengabaikannya dan hanya sibuk menatapi gadis kecil yang terbaring lemah tak berdaya di atas bankar.
"Pak!!!" panggilnya lagi.
"Bisa diam gak kamu? Taukan ini rumah sskit?" sebal Johnny. Doyoung menghela nafanya. Susah memang memberitahu orang yang sedang patah hati.
Bahkan entah kemana penampilan rapi pria itu yang seperti biasanya, kini digantikan dengan kumis tipis dan jenggot yang tampak mulai menyarang di dagu lancipnya. Yang biasanya Johnny hadir dengan jas kebanggaannya kini ia malah tsmpil sedehana hanya mengenakan kaos polos berwarna abu-abu dan celana training hitam.
"Pak, saya serius pak. Pak Seo juga datang bersama mitra dari jepanh untuk membahas lebih lanjut tentang proses persiapan projek kita disana pak."
"Pak..." mohon Doyoung.
"Berisiki kamu."
Doyoung mengatup mulutnya, Johnny mengisyaratkan pada Doyoung dengan matanya untuk keluar memberikan waktu untuknya dan Zoyna berduaan sebentar.
Setelah kepergian Doyoung Johnny yang sejak tadi duduk di kursi tunggu kini bangkit berjalan mendekati bankar yang di tempati badan kaku gadis itu. Iya. Sudah terhitung hampir 1 bula gadis itu hanya terbaring tak sadarkan diri di bankarnya. Dokter bilang gegar kepalanya sudah hampir sembuh. Namun entah apa penyebab Zoyna tak ingin membuka matanya.
"Zoyna..." panggil Johnny lembut tepat di telinga gadis itu. Ia mengelus pelan surai lembut gadis itu, bahkan ia tetap cantik meskipun matanya tertutup.
"Cepat buka matamu baby, katanya mau jadi baby sugar..." ujar Johnny menatap lirih gadis itu.
"Saya mau pergi sebentar, kamu jangan lasak dan pecicilan ya." ujarnya. Ia tahu pasti tak akan ada jawaban dari gadis itu namun ia bersihkeras ingin berbicara dengannya.
Johnny semakin menatap lekat Zoyna terutama kelopak matanya yang masih saja betah untuk tertutup rapat.
"Cepat buka matamu." ujar Johnny setelahnya mendaratkan sebuah kecupan hangat di kening gadis itu. Tiba-tiba terbayang sebuah khayalan di benaknya tentang Zoyna.
Bagaimana reaksi gadis itu ketika mendapat kecupan darinya ya? batinnya bertanya-tanya. Mungkin saja Zoyna alan mencak-mencak kegirangan sersya teriak-teriak.
Tanpa sadar Johnny tertawa membayangkan itu. Ia jadi semakin merindukan baby sugarnya itu.
"Saya pergi sebentar." pamit Johnny. Dengan rasa berat untuk meninggalkan gadis itu akhirnya Johnny keluar dari ruagan tesebut. Saat ia melangkah keluar tak sengaja bertemu satu cowok yang tak pernah absen mengunjungi Zoyna. Yang Johnny tahu namaya Haechan.
"Pak..." sapanya tampak ragu.
"Iya." setelah mengatakan itu Johnny segera pergi dari sana di susul oleh Doyoung di belakangnya yang sudah menunggu sejak tadi.
Haechan memasuki ruangan Zoyna, cowok itu yang selalu datang setiap hari di antara teman-temannya yang lain. Ia tak pernah bosan mengunjungi Zoyna.
"Zoy! Gue datang lagi. Kali ini gue bawa batagor depan sekolah yang makin hits padahal bulan semalam udah mau bangkrut." celetuk Haechan.
"Lo mau tau ga kenapa batagornya jadi makin besar?" Celoteh Haechan.
"Ya karena..." ada jeda sejenak sebelum Haechan melanjutkan ucapannya, "lanjut part dua." ujar Haechan setelahnya tertawa sendiri namun lewat tiga detik cowok itu tiba-tiba diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Sugar Daddy-Johnny
FanfictionUntuk 17+ tahun ke atas Konflik ringan. ............................................................. "Om, tahan berapa lama?" "Hah?" Dia tak salah dengar kan? Mata Johnny membulat kaget saat mendengar pertanyaan itu dari seorang gadis dengan seraga...