Suara pintu lift terbuka membuatnya menoleh, saat ingin melangkah masuk ada satu wanita yang keluar seraya tersenyum, Johnny melirik wanita paruh baya itu sebentar sebelum ia memasuki lift, menekan tombol dan pintu segera tertutup.
Begitu sudah di dalam lift Johnny menghela nafasnya berat, perkerjaan yang tidak ada habisnya membuat kepalanya pusing tujuh keliling, ia memijit pelipisnya pelan mencoba meringankan rasa pusing di sana, tekuknya terasa pegal karena seharian hanya duduk di kursi memeriksa file dan berkas yang tak ada habisnya. Rasanya Johnny sangat ingin segera sampai di rumah dan merebahkan dirnya di kasur agar semua rasa lelahnya berkurang.
Suara lift terbuka membuat Johnny kembali menoleh, syukurlah di lantai ini hanya ada dua kamar yang di-isi olehnya dan satunya lagi oleh gadis itu, ngomong-ngomong tentang gadis itu Johnny masih tak paham kenapa ia menawarkan menjadi baby sugar.
Aneh, itulah pikiran Johnny tentang gadis itu.
Tak ingin memikirkan hal lebih Johnny akhirnya kembali berjalan, sebelum itu ia sempat menghentikan langkahnya kembali saat mendengar suara isakan. Ia tak salah dengarkan? Batinnya bertanya, apa ia salah lantai? Tapi di lihat dari tanda yang ada di dinding ini benar lantai 7.
Johnny buru-buru melangkahkan kakinya saat teringat ia sekarang sudah punya tetangga, apa terjadi sesuatu dengan gadis itu?
Benar saja, ia melihat seorang gadis berseragam tengah terisak meringkuk sambil memeluk lututnya sendiri, banyak barang-barang berserakan. Isakannya terdengar sangat menyakitkan seolah menumpahkan semua lukanya, seolah memberitahu kerapuhannya, Johnny segera berlari menghampiri gadis itu yang bernama Zoyna.
"Kamu kena--" belum sempat Johnny melanjutkan kalimatnya gadis itu sudah memeluknya membuat tubuh Johnny mematung seketika.
"Ma-maaf ma..maafin Zoyna..." ucapnya seraya terisak, "pa-papa...Zoyna t-takut..." Lajutnya dengan tubuh gemetar.
Johnny hanya bisa diam, membiarkan gadis itu memeluk tubuhnya, menangis di bahunya hingga gemetar dengan nafas tersengal, Johnny ingin bertanya apa yang terjadi padanya namun dengan situasi seperti ini tidak mungkin ia bisa bertanya. Cukup lama gadis itu menangis di bahunya, sampai akhirnya sedikit mereda dan hening.
Namun saat Johnny pikir gadis itu sudah menenang tubuhnya malah terkulai lemas kehilangan kesadaran, dengan cepat Johnny menangkap tubuh gadis itu yang akan jatuh.
"Hei!" Johnny panik saat gadis itu tiba-tiba pingsan.
Ia harus membawanya kemana? Pintu apartementnya tertutup dan dia tak tahu pasword-nya. Mau tak mau akhirnya dengan terpaksa Johnny harus membawa gadis itu ke dalam kamarnya, tubuh gadis itu yang ringan dan kecil membuat Johnny dengan mudah mengangkatnya ke dalam.
Johnny sedikit kesusahaan saat menekan pasword apartementnya, suara pintu terbuka membuat Johnny dapat menghela nafasnya lega, ia buru-buru memikul tubuh gadis itu, sebelumnya ia sempat berfikir meletakan gadis itu dimana, ia hanya punya satu kamar karena dirinya memang tinnggal sendirian. Akhirnya ia memutuskan untuk membawanya ke kamar.
Dengan sangat pelan Johnny meletakan tubuhnya di ranjang, ia ingin pergi mengambil barang-barang gadis itu yang berserakan di koridor namun sebelum pergi ia sempat melirik ranjangnya sebentar.
"Terasa aneh," gumamnya, seorang gadis berseragam Sma kini tengah ada di kasurnya, setelah menangis sangat lama ia pingsan dan Johnny membawanya kedalam kamarnya.
Jika ada orang yang masuk, menuduhnya macam-macam dan melaporkannya ke polisi Johnny akan langsung di jebloskan kepenjara sekarang juga.
Setelah mengambil barang-barang gadis itu di luar Johnny kembali masuk kedalam, ia menghela nafasnya semakin berat, harinya sudah sangat melelahkan, namun sampai di rumah bukannya beristirahat malah ada hal merepotkan yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Sugar Daddy-Johnny
FanfictionUntuk 17+ tahun ke atas Konflik ringan. ............................................................. "Om, tahan berapa lama?" "Hah?" Dia tak salah dengar kan? Mata Johnny membulat kaget saat mendengar pertanyaan itu dari seorang gadis dengan seraga...