"Om Jo!!" teriak Zoyna penuh semangat seraya melambaikan tangannya tinggi-tinggi agar pria yang sejak tadi menjadi pusat perhatian itu menoleh ke arahnya. Zoyna ingin membanggakan bahwa pria tampan itu sedang menjemputnya.
Zoyna tersenyum senang saat melihat Johnny berjalan ke arahnya.
"Beli batagor sama gerobak-gerobak nya kira-kira abis berapa JUTA ya Le?!" tanya Haechan sedikit mengeraskan suaranya di bagian kata 'juta'.
"Buat apaan?"
"Di bagiin aja gratis, kebetulan uang jajan gue semalam naik limitnya." ujar Haechan lagi dengan nada penuh sindiran.
"Apa mungkin karena makanmu aku yang nanggung?"tanya Chenle, Haechan sedikit berdecak sebal. Matanya tak sengaja bertemu dengan Zoyna yang menatapnya karena penasaran. Bukannya menegur dan menyapa dengan akrab seperti biasa Haechan malah membuang pandangannya ke arah lain membuat Zoyna melongo melihatnya.
"Strees tu anak." batin Zoyna.
"Eh, ga mau negur kak Zoyna dulu?" tawar Chenle dapat di dengar Zoyna.
"Ga deh, gue ga sesenggang itu sampe harus negur orang asing." Tutur Haechan.
Kening Haechan mengerut tidak mengerti, "kalian punya masalah apa sih?" tanyanya.
"Masalah bansos. Udah ah, mending mabar ayok!" ajak Haechan dan mengajak Chenle pergi dari sana, Chenle hanya menurut dan melambaikan tangannya ke Zoyna seraya tersenyum. Zoyna membalasnya, sedangkan Haechan, cowok itu memasang wajah juteknya kerap kali Zoyna melihatnya.
Marah?
"Udah lama nunggunya?" Zoyna beralih menatap Johnny, pria jakung itu berdiri di hadapannya dengan wajah tampan yang sedikit dihiasi keringat di bagian keningnya karena berlari sehingga rambutnya yang biasanya terlihat rapi dan klimis kini berubah sexy turun kebawah dan sedikit basah.
Ganteng banget sih, ga baik di lihat lama-lama.
Zoyna menggeleng kecil, "engga kok om, baru selesai kelasnya." Johnny mengangguk mengerti.
"Pulang?" ajak Johnny. Zoyna mengangguk kecil menatap Johnny yang jauh lebih tinggi darinya. Ia menunduk malu, selama ini dia kemana saja hingga baru sadar jika Johnny setampan itu di lihat dari bawah?
Tubuh Zoyna tersentak kaget saat tiba-tiba Johnny menggandeng tangannya, "malu om di liatin temen, ntar mereka ghibahin saya lagi gandengan sama om-om."
"Emang saya keliatan setua itu?"
Zoyna kembali menoleh, ia menggeleng kecil. "Ya tapi kan, masa iya saya gandengan sama pemilik sekolah? Ntar kalau pak kepsek liat saya harus bilang apa?"
"Bilang saja kamu baby sugar saya."
"Ihhh om kok gitu sih!" rengek Zoyna memukul bahu Johnny, pria itu hanya cengengesan saja.
"Memangnya kenapa?"
"Masa iya saya jawab jadi baby sugar om gitu?"
"Terus kamu maunya jawab apa?"
Zoyna tersenyum cerah, "saya bilang aja saya di culik om-om gak jelas." ia pun terkekeh setelah membalas seperti itu.
"Memang menurutmu saya tidak jelas?" tanya Johnny.
"Eh."
Zoyna terdiam saat melihat wajah sendu yang di pasang Johnny.
"Bukan gitu om." terangnya.
"Terus menurut kamu saya ini siapa?"
Zoyna terdiam, ia juga bingung dengan hubungan tidak jelas mereka. Ingin mengingatkan kembali. Sekarang mereka tinggal di rumah yang sama. Jangan berfikir macam-macam jika Johnny mrnyentuhnya dan lain sebagainya. Mereka hanya tinggal serumah, namun waktu mereka bersama sangat sedikit. Setiap harinya Johnny pulang ketika Zoyna sudah tidur dan Johnny berangkat kerja ketika Zoyna belum bangun. Kamar mereka pun terpisah. Kemaren sebelum menetapkan tinggal di rumah milik Johnny Zoyna sempat meminta untuk kembali ke apartement nya yang sebelumnya namun ia lupa apartement itu bahkan sudah di jual untuk membayar hutang-hutang papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Sugar Daddy-Johnny
FanfictionUntuk 17+ tahun ke atas Konflik ringan. ............................................................. "Om, tahan berapa lama?" "Hah?" Dia tak salah dengar kan? Mata Johnny membulat kaget saat mendengar pertanyaan itu dari seorang gadis dengan seraga...