Bab 29

2.4K 145 18
                                    

"Gue pulang dulu ya!" ujar Haechan pada Chenle yang masih asik dengan gamenya.

Saat ini mereka sedang berkumpul di rumah Chenle, ada jisung, renjun, jaemin, jeno, dan mark yang sejak tadi sibuk memainkan gitar di pangkuannya.

"Cepet banget hyung?" sahut Jisung.

"Ga nunggu di usir chan?" timpal Renjun.

"Lagi ga enak badan sung," balas Haechan, "lu gue usir. Mau? Enak aja numpang makan dan wifi-an di rumah bapak gue!" celetuknya mengomeli Renjun.

"Tumbenan banget ga enak badan, biasanya juga pecicilan ga jelas." cibir Jaemin yang di sampingnya sedang ada Jeno yang tersenyum sambil adu panco dengan jisung yang kesakitan karena kekuatan besar milik Jeno.

"Emang lo pikir badut ga bisa sakit? Ngotak dong. Menghibur juga butuh tenaga!" ucap Haechan dengan tengilnya.

"Halah! Bacot bat anying!" kata renjun.

"Dah lah mau balik."

Haechan sore itu benar-benar balik kerumahnya, entah kenapa rasanya seperti ada yang kurang hari ini. Ia sudah makan, shfah tidur siang, sudah ngemil dan minum. Tapi masih saja ada yang kurang.

Apa itu?

Entahlah. Dia juga tak tau apa yang kurang. Sepertinya hari ini ia kurang bersemangat. Makanya tak enak, tidurnya tak nyenyak dan rasanya tak nyaman.

Ia ingin segera sampai dirumah, ia melajukan motornya sekencang mungkin agar segera sampai di rumahnya. Rasanya ia ingin cepat-cepat merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.

Ramai nya jalan raya sore itu tak menghentikan acara kebut-kebutan yang ia lakukan. Pedal gas terus saja ia putar hingga habis, angin kencang menerpa tubuhnya. Raganya ada di sana, nampun pikirnya entah melayang kemana.

"Chan! Bawa motor tuh kencang-kencang. Masa iya bawanya pelan-pelan kaya siput tau ga! Cowo cool itu yang bawa motornyalaju-laju. Kalau kaya gini lo tuh cupu!" terdengar suara Zoyna dari belakang yang meneriakinnya.

"Gue masih mau idup anjing! Lo ngapain ngajakin mati?"

"Hahaha!" tawa nyaring gadis itu yang terbang terbawa angin memenuhi telinga Haechan. Ia sudah fokus kejalan, namun otaknya ingin ia fokus pada gadis itu.

"Kalau bisa gue mau request ketuhan, sekali aja dia datangin orang yang membutuhkan gue. Rasanya gue hidup di dunia ini gada fungsinya banget. Gada yang ngebutuhin soalnya." ujar Zoyna masih dengan mengeraskan suaranya.

"Yaudah kalau gitu gue aja yang ngebutuhin lo!"

"Lawak lo bego! Beliin batagor aja susah, utangnya banyak, kalau sama lo gue mau makan apa anjing? Gue jajan nya banyak, kalau minta suka ga tau diri, gue juga suka nyusahin, banyak mau nya, suka random ga jelas. Mana bisa lo ngebiayain gue yang modelan kaya gini."

Haechan tertawa kecil, padahal ia serius saat itu. Namun lagi-lagi kembali lagi... Pada awalnya hubungan mereka hanyalah sebatas teman, dan hanya untuk teman. Tidak akan menjadi lebih mau seberapa dalampun perasaannya.

"Kalau dipikir-pikir Chan! Kan banyak yang mau sama lo, terus kenapa lo jomblo." tanya Zoyna yang saat itu memang terlintas begitu saja.

"Mana ada cewek yang mau ngutangin gue kaya lo. Padahal lo sendiri hidupnya udah susah. Malah mau ngutangin gue..." terang Haechan. Zoyna hanya tertawa.

"Makanya gue s--" suara motor yang nyaring meredam suara Haechan. "--suka sama lo."

"Hah? Apa chan?!" tanya Zoyna tak dengar.

I Need Sugar Daddy-JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang