"Pagi om." sapa Zoyna yang sejak tadi berdiri di depan pintu unit apartementnya. Ia sengaja bangun lebih pagi karena ingin bertemu pria itu. Yahh... Hitung-hitung usaha buat dapatin Johnny lah.
Senyum Zoyna terbit melihat penampilan pria itu yang tampak gagah dengan pakaian jas yang melekat di tubuh kekarnya. Zoyna menggelengkan kepalanya saat pikiran aneh menjajahi kepalanya.
"Mau berangkat sekolah?"
Zoyna tersenyum seraya mengangguk semangat, "iya om. Ini mau berangkat." jawab Zoyna. Johnny menganggukan kepalanya sekali dan langsung melanjutkan langkahnya, ia sempat melirik kening Zoyna yang di tempel plater luka. Dasar memang gadis itu. Baru satu malam di rumah ia sudah mencampakan perban di lukannya entah kemana.
Zoyna dengan cepat mengikuti langkah kaki Johnny. Ia mengikuti pria itu dari belakang memasuki lift meskipun sedikit kesusahan mengejar langkah besar milok Johnny. Setelah masuk ke lift suasana di antara mereka hening, namun bukan Zoyna jika ia akan diam lebih dari 1 menit.
"Om beneran gak mau gitu jadiin saya baby sugar?"
Johny melirik Zoyna, sudah lama gadis itu tak membahas soal itu dan sekarang dia kebali membahasnya. Cengiran muncul di bibir gadis itu, menampakan rentetan gigi rapinya.
"Mau ya om?" pujuknya mendekati Johnny membuat pria itu tersudut, ditambah mata Zoyna yang menatapnya dengan pupyeyes.
"Duh, ganteng banget sih." Zoyna mencolek dagu Johnny membuat pria itu terkesiap. Zoyna terkekeh saat melihat wajah lucu Johnny.
"Zoyna!" peringat Johnny. Zoyna hanya menampilkan cengiran khasnya.
Sebenarnya ada tersirat rasa ingin marah di hati Johnny saat gadis itu terus-terusan menggombalinya. Namun entah kenapa sekarang ia mulai terbiasa dengan tingkah abnormal gadis itu.
Karena merasa bosan akhirnya Zoyna hanya bersenandung kecil, ia takut membuat Johnny marah karena terlalu banyak menjahilinya. Walaupun kadang terlihat sangat pemberani sebenarnya Zoyna takut juga loh. Takut Johnny kabur.
Bunyi berdeting tanda lift sudah sampai di tempat tujuan membuat ada sedikit rasa kecewa yang di rasakan Zoyna. Ia menatap pria itu penuh harap mungkin saja dia akan terbujuk dan mengantar Zoyna kesolah, bahkan kalau bisa sampai ke kelas. Duh. Kan jadi halu lagi.
Zoyna memukul kepalanya sendiri setelahnya meringis mebuat Johnny menoleh kesamping, "kamu kenapa?"
Zoyna langsung mengubah ekspresi wajahnya jadi pura-pura sakit. "Pusing om, akhhh." ujarnya dramatis.
"Kamu berangkat naik apa?" tanya Johnny.
Yes. Akhirnya di tanya juga.
Zoyna bersorak gembira dalam hati, "naik bus om kayak biasanya. Hehe " dusta Zoyna padahal ia sudah menyuruh Haechan menjemputnya. Ralat. Memaksa. Semoga saja Johnny mengajaknya pergi sama da Haechan tidak menjemputnya.
Haechan senang, dia senang, Johnny senang. Nal gitu urutan yang pas.
"Kamu yakin pergi sekolah? Kalau sakit janga pergi dulu lah nanti malah kenapa-napa di sekolah." ujar Johnny sedikit cemas apalagi mengingat Zoyna yang hanya tingga sendirian dan tak ada yang memperhatikanya.
Zoyna tesenyum kecut lalu setelahnya mengangkat tangannya seolah menunjukan otot, padahal hanya tulang kecil miliknya. "Lihat nih om, ada ototnya kan." tunjuk Zoyna bangga pada tangannya yang bahkan terlihat sangat kurus.
Johnny terkekeh pelan, memang gadis itu paling pintar menghibur orang lain. "Ini kamu bilang otot?" tanya Johnny. Zoyna mengagguk layaknya anak kecil dengan wajah polos. Johnny tertawa melihat itu karena menurut lucu. Pipi Zoyna megembung karena kesal padahal dia anggap tadi beneran.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Sugar Daddy-Johnny
FanfictionUntuk 17+ tahun ke atas Konflik ringan. ............................................................. "Om, tahan berapa lama?" "Hah?" Dia tak salah dengar kan? Mata Johnny membulat kaget saat mendengar pertanyaan itu dari seorang gadis dengan seraga...