Ponsel yang sejak tadi berdering membuat Johnny dapat menebak siapa pelaku si peneror pesan itu. Tidak ada siapapun yang berani mengganggu direktur perusahaan seperti Johnny kecuali orang awam yang tak tau dirinya atau kalau tidak orang gila.
Dan orang gila itu adalah Zoyna. Johnny yakin pasti gadis itu tidak bodoh, tak tahu mungkin ia tak tahu jika Johnny merupakan direktur perusahaan besar. Sudah jelas ia memberikan kartu namanya pada Zoyna. Dan gadis itu memang gila.
Gadis itu memang sangat aneh sampai-sampai Johnny tak bisa menebak apa yang akan di lakukan gadis itu kedepannya.
Hal yang paling gila yang pernah Johnny ingat adalah saat pagi ia terbangun di kamar gadis itu. Bukan ia tak ingat atau tak tahu kejadian itu. Ia hanya pura-pura melupakan dan untungnya gadis itu juga tak ada mengungkitnya kembali. Ia tak tahu apa yang terjadi pada malamnya karena tak ingat tapi melihat Zoyna yang sampai sekarang masih santai dan tenang sepertinya tidak ada sesuatu yang berbahaya terjadi.
Jujur saja. Sejak malam itu hingga saat ini kepala Johnny di penuhi gadis itu. Dia juga seorang pria, mau sekaras apapun ia berusaha menolak seorang wanita tetap saja ia akan tergoda bukan?
Apalagi Zoyna, gadis itu menarik, aneh dan punya ciri khasnya sendiri yang membuat orang lain terus tertarik dan ingin menjalin hubungan dengannya. Ketika Zoyna terang-terangan menggodanya, menjahilinya, bahkan ketika gadis itu mengecup pipi sebenarnya perlahan gadis itu sudah memasuki pikiran Johnny.
Umur mereka terpaut jauh. 10 tahun bukanlah jarak yang bagus untuk memulai sebuah hubungan, meskipun Johnny ingin menjauh namun entah kenapa ia hanya diam melihat apa yang di lakukan Zoyna yang datang padanya. Padahal jika dia ingin ia dapat menjauh dengan mudah.
Ketika gadis itu tertartawa, ketika gadis itu mengeluarkan kata-kata vulgar, atau ketika gadis itu menggodanya. Johnny menyukai semua yang di lakukan gadis itu. Apa perlahan Johnny mulai punya rasa pasanya?
Lucu bukan?
Padahal dulu ia hanya menganggap Zoyna sebagai remaja yang hanya kepo dengan dunia luar dan percintaan aneh yang sering jadi tema di drama, novel atau komik. Tapi makin kesini dan makin banyak waktu yang Johnny habiskan malah Johnny lah yang terjebak dalam pesona gadis itu.
Bagaimana caranya menutupi luka dengan senyuman atau candaannya. Johnny tahu gadis itu banyak menutupi luka dari caranya yang aneh itu. Tapi Johnny menyukai itu. Ia suka. Ia suka semuanya. Entah di mulai sejak kapan.
Namun bukannya menerima perasaan yang ia rasakan Johnny malah melakukan hal sebaliknya seperti menjauhi gadis itu. Ia tak yakin dengan perasaanya. Iya yakin rasa suka itu hanya sebatas rasa iba karena sering melihat sisi lain dari gadis itu yang sering di lukai.
Iya. Hanya sebatas rasa iba.
Umurnya 28 dan gadis itu 18 tahun. Apakah mungkin dia menyukai gadis yang bahkan masih menggunakan seragam sekolah. Johnny mengusap wajahnya gusar mencoba mengusir perasaan gusar yang mengganggunya.
"Pak Nyonyah Suh titip ini." ujar Doyoung menunjukan tempat bekal yang ia bawa dalam paper bag.
"Kata Nyonyah Suh bapak jangan lupa makan." ujar Doyoung meletakan makanan itu dimeja.
"Makasih Doy."
"Iya pak sama-sama." saat ingin pergi Doyoung melirik Bosnya itu yang memasang wajah lesu, ia merasa ada yang ganjal. Kenapa bosnya yang biasanya terlihat menyebalkan itu kali ini terlihat kalem, seperti lelah, letih, lesu, letoy. Butuh ayang?
"Bapak kenapa? Sakit?" Tanya Doyoung lagi-lagi. Lagian Johnny kenapa akhir-akhir ini selalu terlihat aneh dan tidak seperti biasanya di mata Doyoung.
Iya lupa. Semenjak munculnya gadis yang suka mengaku baby sugar itu bosnya memang berubah aneh. Apa mungkin memang ada suatu hubungan di antara mereka? Johnny yang biasanya teratur dan workholic kini bahkan tampak linglung dan selalu pulang tepat waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Sugar Daddy-Johnny
FanfictionUntuk 17+ tahun ke atas Konflik ringan. ............................................................. "Om, tahan berapa lama?" "Hah?" Dia tak salah dengar kan? Mata Johnny membulat kaget saat mendengar pertanyaan itu dari seorang gadis dengan seraga...