7-Cafe

3.5K 187 9
                                    

"Pak," Doyoung mengejar langkah Johnny yang berjalan lebih dulu memasuki gedung perusahaan.

"Pagi Pak Johnny."

"Iya."

"Pagi Pak."

"Hm."

Johnny membalas sapaan dari beberapa karyawannya yang berpas-pasan dengannya. Sedangkan di belakangnya ada Doyoung yang kewalahan mengejar langkah lebar Johnny yang buru-buru menuju ruangannya.

"Jadwal." ucapnya saat mereka memasuki lift khusus esklusif perusahaan.

Doyoung terkesiap dan langsung membuka tap yang sejak tadi ia pegang, "hari ini ada rapat dengan dewan direksi membahas proyek game yang akan di proses, setelahnya meeting dengan klien dari China yang akan berkerja sama dengan proyek ini, lalu setelahnya jam makan siang ada ada janji dengan nyonyah Suh lalu--"

"Tunggu," Johnny memotong ucapan Doyoung.

"Ya pak?"

"Nyonyah suh?" ulang Johnny.

"Iya, Nyonyah Suh Pak. Bapak lupa dia siapa? Perlu saya ingatin?" tanya Doyoung dengan alis menyerinyit, lupa jati diri apa gimana?

"Janji apa?"

"Kalau itu saya gak tahu. Semalam Buk Direktur yang suruh saya buat bikin janji sama Bapak pas jam makan siang." jelas Doyoung.

"Kenapa gak tanya saya dulu?" tanya Johnny, ia memijit pelipisnya yang terasa pusing.

"Kata Nyonyah Suh, dia udah bilang sama Bapak."

"Gak ada."

"Terus? Janjinya udah di buat di restoran yang di kirim sama Buk Direktur." terang Doyoung.

"Yasudah, saya akan pergi." jawab Johnny terpaksa, bersamaan dengan itu bunyi lift berdenting membuat keduanya melangkah keluar dari Lift.

Untung bos gue, sabar Doy. Demi salak.

"Tolong bawa salinan dokumen rapat keruangan saya." terang Johnny setelahnya melangkah menuju ruangannya.

"Pak! Tunggu dulu!" panggil Doyoung menghentikan langkah Johnny.

"Apa?"

"Yang tadi itu beneran baby sugar bapak? Bapak sekarang punya baby-baby gitu? Masih SMA pula, itu dari Sma Neo culture tecnology kan?" tanya Doyoung beruntun.

"Sementang sekolahnya punya bapak, enak banget mungut-mungut baby sugar," ujar Doyoung, "Canda pak, Kimchiii." Doyoung tersenyum paksa saat melihat wajah tak senang Johnny.

"Kerjaan kamu kurang ya sampe mau ngurusin kehidupan saya?" tanya Johnny. Skakmat.

"Eh bukan gitu Pak," buru-buru Doyoung menggelengkan kepalanya membela.

"Tolong rangkum data perusahaan lima tahun terakhir dan kirim ke ruangan saya, saya tunggu sampai makan siang."

"Lima tahun!?" Doyoung terpekik mendengarnya.

"10 tahun."

"Gila lo?!" pekiknya lagi. Setelahnya menutup mulutnya karena keceplosan. Tatapan tajam Johnny membuatnya menelan salvianya gugup.

"Kerjakan sekarang atau bonus salak kamu saya potong?"

"Lima tahun aja, akan saya kerjakan pak." buru-buru Doyoung pergi dari sana karena di lihat dari wajah Johnny moodnya sedang tak baik.

Doyoung masih ingat terakhir kali Johnny berkerja dengan mood yang tak baik, seluruh kantor di buat gaduh olehnya karena memberikan banyak perintah dalam sehari.

I Need Sugar Daddy-JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang